Logo Bloomberg Technoz

Cermati Stimulus China dan Risalah The Fed, Rupiah Bisa Bangkit

Tim Riset Bloomberg Technoz
09 October 2024 07:40

Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah mungkin memiliki peluang lebih besar hari ini untuk melanjutkan rebound di tengah penantian pasar akan publikasi risalah rapat Federal Open Meeting Committee bank sentral Amerika Serikat (FOMC The Fed) nanti malam.

Pada Rabu pagi ini, indeks dolar AS bergerak stagnan di 102,48 setelah dini hari tadi ditutup stabil. Nilai dolar AS yang stabil sepertinya dipengaruhi juga oleh mulai kembalinya investor masuk ke pasar surat utang AS, Treasury, yang sudah cukup tinggi imbal hasilnya.

Lanskap itu memberi sedikit ruang bagi rupiah offshore untuk bergerak lebih kuat. Rupiah nondeliverable forward tenor 1 bulan (NDF-1M), dini hari tadi ditutup menguat 0,48% ke level Rp15.690/US$. Meski level penutupan itu masih lebih jauh dibanding level rupiah spot kemarin di Rp15.645/US$, sinyal penguatan di pasar forward sedikit memberi optimisme untuk perdagangan hari ini.

Di pasar spot kemarin, rupiah berhasil berkelit dari tekanan dengan ditutup menguat 0,22% ke level Rp15.645/US$, tertahan oleh intervensi Bank Indonesia ketika IHSG terungkit naik, sebagian karena  'tertolong' kekecewaan pasar akan stimulus China yang tidak memenuhi harapan. Selain itu, harga minyak yang sedikit jinak, bergerak di bawah US$80 per barel untuk jenis minyak Brent, mengurangi tekanan pada rupiah yang dibayangi lonjakan defisit transaksi berjalan dan pelebaran defisit fiskal bila kenaikan si 'emas hitam' berlanjut.

Selain itu, meski lelang sukuk negara (SBSN) sepi peminat dan permintaan yield melesat di tengah gelombang jual yang masih besar di pasar sekunder sejak awal pekan, akan tetapi pemodal asing masih membukukan net buy pada Senin lalu senilai Rp644,16 miliar. Sebaliknya, di pasar saham, asing membukukan net buy dua hari beruntun senilai total Rp961,85 miliar.