Gubernur Bank The Fed Boston, Susan Collins, mengatakan bahwa penurunan suku bunga perlu dilakukan dengan hati-hati dan berbasis pada data. Sementara itu, Raphael Bostic dari Bank The Fed Atlanta menegaskan bahwa meskipun risiko inflasi berkurang, ancaman terhadap pasar tenaga kerja meningkat. Anggota dewan gubernur The Fed Adriana Kugler juga menekankan pentingnya menjaga inflasi sesuai target dengan pendekatan yang seimbang untuk mencegah perlambatan pekerjaan.
"Data AS tidak cukup kuat untuk menghentikan kontribusi Federal Reserve terhadap siklus pemotongan suku bunga global," ujar Mark Haefele dari UBS Global Wealth Management. "Karena itu, kami mempertahankan keyakinan kami bagi investor untuk menyiapkan diri akan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut."
Harga minyak sempat mencatat penurunan lebih dari 4% pada Selasa, dipicu oleh kekhawatiran permintaan yang melemah dari China setelah Beijing tidak meluncurkan stimulus besar lainnya. Harga minyak sedikit mengalami pemulihan pada Rabu.
Reli saham di AS mendekati rekor tertingginya menjelang laporan pendapatan perusahaan berikutnya. S&P 500 mendekati level 5.750.
Beberapa perusahaan menunjukkan pergerakan signifikan, seperti Honeywell International Inc yang mengalami kenaikan karena rencana pemisahan divisi material canggihnya, sementara Roblox Corp turun setelah Hindenburg Research menyatakan bertaruh melawan platform game tersebut.
Volatilitas Pasar
Mohamed El-Erian menyebutkan bahwa ketidakpastian mengenai kebijakan moneter Federal Reserve telah menciptakan volatilitas di pasar.
"Pasar sedang kacau. Dalam 15 hari terakhir, ekspektasi pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin untuk November turun dari lebih dari 60% menjadi nol. November hanya sebulan lagi," kata El-Erian, presiden Queens' College, Cambridge, kepada Bloomberg Television pada Selasa. "Begitulah besarnya ketidakpastian yang terjadi di pasar ini. Ini adalah pergerakan besar berdasarkan data."
Ray Dalio, investor miliarder, menyatakan bahwa ia tidak mengharapkan penurunan suku bunga yang signifikan dari The Fed. Dalio menambahkan bahwa obligasi Treasury saat ini merupakan investasi berisiko, mengingat fluktuasi di pasar obligasi.
"Obligasi Treasury bukanlah investasi yang baik," kata pendiri Bridgewater Associates tersebut di Greenwich Economic Forum. "Risiko suku bunga di pasar obligasi masih tinggi."
Menurut Michael Landsberg dari Landsberg Bennett Private Wealth Management, imbal hasil obligasi yang terus naik menandakan bahwa pasar memperhitungkan lebih sedikit penurunan suku bunga.
"Imbal hasil kemungkinan akan tetap dalam kisaran, dan bahkan jika naik dari sini, imbal hasil masih memiliki ruang untuk naik sebelum mulai berdampak negatif pada harga saham," katanya.
(bbn)