Logo Bloomberg Technoz

Secara rata-rata, valuasi IPO juga menurun. Dana yang dihimpun sejauh ini masih 51% di bawah periode yang sama tahun lalu.

“Kami mulai melihat peningkatan aktivitas, tetapi ketidakpastian di pasar masih tinggi. Perusahaan melihat kondisi 2 kuartal sebelum memutuskan IPO. Artinya, masih ada potensi IPO tahun ini yang digeser ke tahun depan,” papar Jason Manketo, Global Co-Head di Linklaters.

Sumber: Bloomberg

Asia Memimpin

Asia menjadi wilayah paling sibuk dalam hal IPO. Dibandingkan 2022, kala mayoritas IPO kelas kakap terkonsentrasi di China, kini lebih menyebar.

Indonesia menjadi lokasi paling cerah dengan 2 perusahaan nikel melesat dalam debut perdagangan saham mereka. Rakuten Bank Ltd meraup JPY 83,3 miliar yen (Rp 9,27 triliun) dalam IPO terbesar di Jepang sejak 2018. Sementara ZJLD Group Inc melakukan IPO terbesar di Hong Kong tahun ini.

“Pasar IPO sudah kembali, meski bertahap. Belum 100% pulih, tetapi ada tanda kehidupan yang lebih bergairah,” kata James Wang, Co-Head of Equity Capital Market di Goldman Sachs Group Inc.

Eropa Bangun

Pasar IPO di Eropa masih sekarat. Aktivitas 2023 masih sekitar 12% di bawah periode yang sama tahun lalu, saat serangan Rusia ke Ukraina membuat banyak IPO tertunda.

Return IPO yang rendah membuat investor menahan diri. Manajer portofolio enggan membayar mahal untuk saham perusahaan yang belum teruji. 

Plus, ada kejatuhan Credit Suisse AS yang menyebabkan guncangan di pasar global. Investor juga masih mencemaskan suku bunga dan inflasi.

Namun ada sinyal awan gelap mulai pergi. Lottmatica SpA, perusahaan judi Italia, menggelar IPO bernilai EUR 600 juta (Rp 9,74 triliun) pekan lalu. Ini menjadi IPO terbesar ketiga di bursa Eropa sepanjang 2023.

Ionos SE dan EuroGroup Laminations SpA juga berhasil memperoleh dana lebih dari US$ 400 juta (Rp 5,94 triliun) meski sahamnya tertekan saat perdagangan perdana.

AS Tertinggal

IPO di AS masih menantang. Hanya US$ 1,4 miliar (Rp 20,79 triliun) yang dijaring dari pasar IPO tahun ini. Tiga emiten (Nextracker Inc, Atlas Energy Solutions Inc, dan Enlight Renewable Energy Ltd) menyumbang sepertiganya.

Bahkan, di luar 3 emiten itu dan 12 SPAC yang IPO tahun ini, mayoritas saham baru bisa dikategorikan sebagai saham receh alias penny stock.

“Kita masih berada di dunia yang tidak pasti. Ketidakpastian adalah hal terburuk untuk emisi baru,” ujar Greg Martin, Co-Founder Rainmaker Securities.

Bukti-bukti bahwa AS sedang menuju resesi semakin kuat, dan arah kebijakan moneter masih belum jelas.

“Bagaimana Anda bisa memberikan valuasi jika basis perhitungannya adalah forward-looking? Kepastian soal suku bunga adalah kunci,” tegas Patrick Galley, CEO RiverNorth Capital Management.

(bbn)

No more pages