Bank Indonesia hari ini merilis hasil Survei Konsumen terbaru di mana Indeks Keyakinan Konsumen turun tipis dari 124,4 menjadi 123,5 pada September.
Kementerian Keuangan juga menggelar lelang Sukuk Negara (SBSN) sejak pagi tadi dengan target perolehan Rp8 triliun.
Konferensi pers yang digelar otoritas China pagi tadi agak mengecewakan pasar karena tidak ada stimulus baru yang diumumkan. Hal itu mengerem reli harga yang terjadi di pasar saham Tiongkok. Sebaliknya, itu mungkin menjadi kabar baik bagi emerging market lain seperti Indonesia.
Pejabat di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), lembaga perencanaan ekonomi negara tersebut, mengungkapkan hari ini, bahwa mereka akan mempercepat pengeluaran sambil sebagian besar mengulangi rencana untuk meningkatkan investasi serta meningkatkan dukungan langsung untuk kelompok berpenghasilan rendah dan lulusan baru.
Mereka menambahkan bahwa China akan terus menerbitkan obligasi negara ultra-panjang tahun depan untuk mendukung proyek-proyek utama dan memajukan investasi sebesar 100 miliar yuan di bidang strategis yang awalnya dianggarkan untuk tahun 2025 ke tahun ini.
"Kami sepenuhnya percaya diri dalam mencapai target pembangunan ekonomi dan sosial tahunan," kata Zheng Shanjie, ketua NDRC, kepada wartawan dalam pengarahan pemerintah pertama setelah liburan nasional selama seminggu. Dia mencatat bahwa China menghadapi lingkungan yang lebih kompleks baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Indeks saham di Tiongkok yang dibuka naik double digit tadi pagi, kini memangkas kenaikan dengan indeks CSI 300 siang ini mencatat kenaikan 5,31%, lalu indeks Shanghai naik 4,27% serta Shenzhen naik 6,98%.
(rui)