Logo Bloomberg Technoz

Menurut Bahlil, Kementerian ESDM menghendaki agar ekspor listrik EBT tetap sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

“Kalau di Republik [Indonesia] belum cukup atau belum paten, ya kenapa harus kita kirim ke luar? Jadi jangan kita ini jadi follower orang gitu loh. Kita harus jadi lokomotif Asean, bukan follower Asean gitu,” ujar Bahlil dalam agenda Green Initiative Conference 2024, akhir September.

Bahlil memastikan kesepakatan ekspor listrik rendah emisi melalui pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ke Singapura tidak gagal walaupun terdapat kajian tersebut. Kendati demikian, Bahlil menggarisbawahi ekspor listrik ke Singapura masih sebatas nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU).

“Belum ada [kesepakatan ekspor listrik ke Singapura], yang ada cuma MoU, kan tidak mengikat kan? Kesepahaman. [Namun] tidak batal, semua berpotensi baik-baik saja ya,” ujar Bahlil.

Menurut Bahlil, secara prinsip, ekspor listrik EBT ke Singapura tersebut tidak memiliki masalah, tetapi Indonesia dinilai harus berhati-hati dengan mengkaji dan melihat kepentingan serta kebutuhan nasional.

Bahlil menggarisbawahi kajian ekspor listrik EBT dilakukan karena seluruh perangkat regulasi berada di Kementerian ESDM.

“Setelah itu kita lihat nilai ekonominya dan kepentingan negara kita, setelah itu baru kita merumuskan, nanti Pemerintah Indonesia yang akan membicarakan dengan negara mana saja yang dituju,” ujarnya.

Ikon Singapura (Dok: Bloomberg)

Sebelumnya, Pemerintah Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) secara resmi memberikan tambahan conditional approvals untuk impor listrik rendah emisi sebesar 1,4 gigawatt (GW) dari Indonesia.

Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan tambahan impor listrik itu bakal berasal dari 2 proyek a.l. Singa Renewables Pte Ltd, atau sebuah perusahaan patungan antara TotalEnergies dan RGE serta Shell Eastern Trading (Pte.) Ltd, bekerja sama dengan Vena Energy.

“Ketika sudah siap, dua proyek ini akan ekspor total tambahan 1,4 gw listrik rendah emisi dari Indonesia ke Singapura,” ujar Leng dalam agenda Indonesia International Sustainability Forum 2024, awal bulan lalu.

Dengan demikian, Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan ekspor sebesar 3,4 GW listrik rendah emisi ke Singapura.

Daftar Perusahaan yang Terlibat Ekspor Listrik ke Singapura:

  • Pacific Medco Solar Energy Pte Ltd, dibentuk oleh PacificLight Renewables Pte Ltd, Medco Power Global Pte Ltd dan Gallant Venture Ltd dengan kapasitas 0,6 GW;
  • Adaro Solar International Pte Ltd, dibentuk oleh PT Adaro Clean Energy Indonesia dengan kapasitas 0,4 GW;
  • EDP Renewables APAC dengan kapasitas 0,4 GW;
  • Vanda RE Pte Ltd, dibentuk oleh Gurin Energy Pte Ltd dan Gentari International Renewables Pte Ltd dengan kapasitas 0,3 GW;
  • Keppel Energy Pte Ltd dengan kapasitas 0,3 GW;
  • Singa Renewables Pte Ltd, atau sebuah perusahaan patungan antara TotalEnergies dan RGE dengan kapasitas 1 GW; dan
  • Shell Eastern Trading (Pte.) Ltd, bekerja sama dengan Vena Energy dengan kapasitas 0,4 GW.

(wdh)

No more pages