Namun, Hudi mengatakan, SKK Migas terus mendorong upaya peningkatan produksi melalui percepatan pengembangan proyek strategis nasional di sektor migas, serta penerapan teknologi untuk memaksimalkan identifikasi potensi cadangan gas baru.
Lapangan Baru
Beberapa penemuan lapangan baru dari kegiatan eksplorasi di Kalimantan Timur seperti North Ganal dalam waktu kurang dari 1 tahun sudah mengantongi persetujuan plan of development (PoD) dan saat ini sudah memasuki tahapan front-end engineering and design (FEED), di mana kapasitas produksi dari North Hub adalah sekitar 1.000 million standard cubic feer per day (mmscfd).
Selain itu, temuan lapangan baru di South Andaman yaitu lapangan Tangkulo saat ini dalam tahap proses PoD, diharapkan di awal tahun depan PoD Tangkulo sudah disetujui.
“Demikian juga PoD lain yang memiliki cadangan besar seperti AKM, Abadi Masela, dan lain-lain; proses pengembangannya sedang digarap sehingga bisa on stream tepat waktu,” ujarnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, berdasarkan data perkiraan pasokan dan permintaan gas bumi nasional yang sedang disusun saat ini, pasokan gas bumi secara umum diestimasikan dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Namun, Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Mirza Mahendra menggarisbawahi prakiraan tersebut bisa terwujud apabila rencana proyek-proyek hulu minyak dan gas bumi a.l. Wilayah Kerja (WK) Gebang, Sakakemang, proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), Kasuri dan Masela, termasuk potensi tambahan pasokan dari penemuan gas di Andaman, dapat onstream sesuai rencana.
“Kementerian ESDM terus mendorong upaya meningkatkan produksi gas nasional dan upaya pembangunan infrastruktur gas bumi,” ujar Mirza kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (7/10/2024).
Dalam laporan terbaru, Asean Center for Energy (ACE) memproyeksikan Indonesia dan Malaysia—yang saat ini menjadi pengekspor bersih atau net exporter dari gas alam — justru bakal menjadi net importer pada 2030 dan 2040 karena produksi tidak mampu memenuhi permintaan nasional.
Laporan tersebut menggarisbawahi permintaan gas alam di negara-negara kawasan Asia Tenggara diproyeksikan meningkat signifikan, yakni 8% pada 2030 dan 34% pada 2050 bila dibandingkan dengan level pada 2022.
“Pertumbuhan ini akan sangat terasa di Indonesia dan Malaysia, di mana permintaan tahunan diperkirakan meningkat masing-masing sebesar 4,5% dan 5,2%,” papar laporan bertajuk 8th Asean Energy Outlook 2030–2050.
(dov/wdh)