Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Royke Tumilaar mengatakan masih terdapat sejumlah tantangan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2025.
Menurut Royke, pada situasi terkini ekonomi Indonesia relatif kuat dengan pertumbuhan kedua terbaik dari negara-negara kelompok G20 setelah India. Utang pemerintah juga masih terjaga di 39,4%, “lebih rendah dibandingkan negara-negara berkembang lainnya,” jelas Royke, sekaligus mencerminkan kondisi fiskal Indonesia tergolong baik.
Stabilitas makro dan moneter juga membaik memasuki semester kedua tahun ini. “Fundamental ekonomi yang disebutkan di atas belum cukup jika kita ingin mencapai Indonesia Emas 2025,” jelas dia dalam BNI Investor Daily Summit 2024, di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Dalam jangka menengah, lanjut Royke, masih dibutuhkan perbaikan secara struktural. Diantaranya penciptaan nilai tambah ekonomi berbasis kolektif, peningkatan sumber daya manusia (SDM), optimalisasi peran industri manufaktur.
Selain itu perlu adanya “peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tegas Royke. Ada tujuan yang harus dicita-citakan bersama, yaitu menghindari jebakan pendapatan kelas menangah (middle income trap).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam acara juga menyampaikan pesan optimisme ekonomi Indonesia meski dalam 12 hari mendatang terjadi transisi kepemimpinan ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Transisi kepemimpinan yang berjalan dengan baik dan mulus itu penting untuk menjaga optimisme kita semuanya, untuk menjaga stabilitas, baik itu politik, ekonomi, ekonomi,” jelas Jokowi dalam sambutannya.
Investasi Hilirisasi Rp8.658 T Jadi Syarat Indonesia Emas
“Tapi di situ sekarang ini kalau cerita mengenai optimisme, tapi kalau yang disampaikan itu mengenai pesimisme, pokok tangannya akan jatuh. Padahal kita memang masih seperti itu, begitu kita berbicara, optimisme lebih ada tempat,” jelas Jokowi dalam sambutannya.
Indonesia Jadi 'Global Player'
Data menunjukkan perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5% saat rata-rata dunia hanya menunjukkan angka 2,8%. Dengan demikian, Jokowi menambahkan bahwa Indonesia akan jadi kelompok negara Asia dengan kekuatan ekonomi besar selain India dan China.
Namun ini tidak mudah terwujud. "Banyak syarat-syarat yang harus dilalui, oleh sebab itu optimisme penting. Menjaga optimisme itu juga penting." Tantangan eksternal juga wajib diwaspadai diantaranya intensitas perang Israel-Palestina, bahkan meluas hingga Lebanon dan Iran.
Jokowi sekali lagi meminta seluruh pihak menjauhkan rasa pesimisme, pasarlnya Indonesia masih memiliki tantangan meningkatkan produktivitas di masa mendatang. Modal cukup sudah didapatkan, dengan pertumbuhan ekonomi 5,09% dalam kuartal terakhir juga inflasi yang terkendali di level 2-3%.
Jokowi menyinggung ulang strategi hilirisasi yang dinilai berhasil, dengan banyak produk turunan bisa diproduksi di dalam negeri oleh para pelaku industri tanah air. "Perkembangan sampai saat ini saya senang karena dari nikel ore ke nikel iron, kemudian masuk ke nikel iron dan stainless steel itu sudah kejadian," tegas dia.
(wep)