Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam acara juga menyampaikan pesan optimisme ekonomi Indonesia meski dalam 12 hari mendatang terjadi transisi kepemimpinan ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Transisi kepemimpinan yang berjalan dengan baik dan mulus itu penting untuk menjaga optimisme kita semuanya, untuk menjaga stabilitas, baik itu politik, ekonomi, ekonomi,” jelas Jokowi dalam sambutannya.
Investasi Hilirisasi Rp8.658 T Jadi Syarat Indonesia Emas
“Tapi di situ sekarang ini kalau cerita mengenai optimisme, tapi kalau yang disampaikan itu mengenai pesimisme, pokok tangannya akan jatuh. Padahal kita memang masih seperti itu, begitu kita berbicara, optimisme lebih ada tempat,” jelas Jokowi dalam sambutannya.
Indonesia Jadi 'Global Player'
Data menunjukkan perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5% saat rata-rata dunia hanya menunjukkan angka 2,8%. Dengan demikian, Jokowi menambahkan bahwa Indonesia akan jadi kelompok negara Asia dengan kekuatan ekonomi besar selain India dan China.
Namun ini tidak mudah terwujud. "Banyak syarat-syarat yang harus dilalui, oleh sebab itu optimisme penting. Menjaga optimisme itu juga penting." Tantangan eksternal juga wajib diwaspadai diantaranya intensitas perang Israel-Palestina, bahkan meluas hingga Lebanon dan Iran.
Jokowi sekali lagi meminta seluruh pihak menjauhkan rasa pesimisme, pasarlnya Indonesia masih memiliki tantangan meningkatkan produktivitas di masa mendatang. Modal cukup sudah didapatkan, dengan pertumbuhan ekonomi 5,09% dalam kuartal terakhir juga inflasi yang terkendali di level 2-3%.
Jokowi menyinggung ulang strategi hilirisasi yang dinilai berhasil, dengan banyak produk turunan bisa diproduksi di dalam negeri oleh para pelaku industri tanah air. "Perkembangan sampai saat ini saya senang karena dari nikel ore ke nikel iron, kemudian masuk ke nikel iron dan stainless steel itu sudah kejadian," tegas dia.
(wep)