Ekspektasi kini beralih ke dukungan fiskal yang lebih besar untuk mendorong pengeluaran, mengembalikan kepercayaan, dan kembali memulihkan ekonomi.
Proyeksi pertumbuhan Bank Dunia untuk China tahun ini sejalan dengan perkiraan survei Bloomberg. Namun perkiraan untuk 2025 sedikit lebih rendah dari median 4,5%.
Selain perlambatan di China, pergeseran arus perdagangan dan investasi, ditambah meningkatnya ketidakpastian kebijakan global, juga bisa berdampak pada Asia Timur dan Pasifik, menurut Bank Dunia.
Meski ketegangan perdagangan antara AS dan China menciptakan peluang bagi negara-negara seperti Vietnam untuk mengambil peran baru dalam rantai pasok global, "bukti baru menunjukkan ekonomi semakin terbatas untuk memainkan peran sebagai 'penghubung satu arah' karena aturan asal barang yang lebih ketat diberlakukan pada impor dan ekspor," kata Bank Dunia.
Bank Dunia juga meneliti dampak teknologi baru, seperti robot industri dan kecerdasan buatan, terhadap pasar tenaga kerja di seluruh Asia.
Karena dominasi pekerjaan manual di kawasan ini, sebagian kecil dari pekerjaan terancam oleh AI dibandingkan dengan negara-negara maju. Namun, ini juga berarti kawasan ini kurang siap untuk memanfaatkan manfaat produktivitas yang ditawarkan oleh AI, kata Bank Dunia.
(bbn)
