Logo Bloomberg Technoz

Sementara di bank-bank asing kemarin, dolar AS sudah dijual di harga mendekati Rp16.000. Seperti di Bank UOB Indonesia yang menetapkan kurs jual dolar AS seharga Rp15.927 pada Senin kemarin. Begitu juga HSBC Indonesia yang menetapkan kurs jual dolar AS untuk bank notes di Rp15.825.

Kenaikan harga jual dolar AS di bank-bank besar itu tidak terlepas dari yang terjadi di pasar valas sejak awal pekan ini. Nilai rupiah terhadap dolar AS sempat anjlok lebih dari 1% pada Senin dan pagi ini kembali dibuka melemah meski tipis.

Indeks dolar AS tengah kembali menguat di pasar global pasca data pasar tenaga kerja AS pekan lalu mengikis ekspektasi penurunan bunga acuan Federal Reserve, bank sentral AS. Para pelaku pasar global kini bahkan menspekulasikan tidak ada pemangkasan bunga acuan The Fed pada November. 

Kabar itu melonjakkan imbal hasil Treasury, surat utang AS, hingga kembali ke level 4% dan akhirnya turut memicu aksi jual di pasar surat utang negara di banyak kawasan, tak terkecuali di Indonesia.

Pada saat yang sama, ketegangan di Timur Tengah membuat pasar mengantisipasi turbulensi dengan memburu aset safe haven, dalam hal ini dolar AS menjadi pilihan ketimbang emas. 

Sementara pembukaan lagi pasar modal China setelah libur panjang, telah menaikkan potensi capital outflows dari pasar domestik. Pengucuran stimulus besar-besaran oleh otoritas Negeri Panda itu berpeluang menyedot dana global masuk ke sana, tak terkecuali dari pasar Indonesia. Itu akan menjadi kabar buruk bagi rupiah juga harga aset-aset seperti saham maupun obligasi. 

Gelagat itu sudah terlihat hari ini. Pada pembukaan pasar Selasa pagi ini, tiga indeks yang menjadi acuan perdagangan saham China, kesemuanya melejit tajam bahkan ada yang naik hingga 10%.

Mengacu data realtime Bloomberg, indeks CSI 300, dibuka naik langsung 10,76% di awal perdagangan. Sementara indeks Shenzen bahkan melompat naik 12,92% di pembukaan pasar disusul oleh indeks saham Shanghai yang naik 10,13% pagi ini begitu dibuka.

Lonjakan indeks saham di China dipicu oleh euforia pasca otoritas setempat mengumumkan rencana stimulus besar-besaran untuk memulihkan perekonomian terbesar kedua dunia itu yang terjebak kelesuan sejak pandemi pecah.

Kenaikan indeks saham China pagi ini kontras dengan yang terjadi di pasar saham Asia lain. Indeks saham Jepang Nikkei 225 tertekan, begitu juga Topix yang turun 1,13% pada pukul 08:38 WIB.

Begitu juga indeks saham di Korea Selatan dan Taiwan yang juga tertekan pagi ini. Di Asia Tenggara, bursa saham Malaysia dibuka turun, kini melemah 0,35%, disusul oleh bursa saham Singapura FTSE Strait Times yang melemah 0,52%. Bursa saham Filipina juga tertekan 0,56%.

(rui)

No more pages