Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan produksi gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG) Indonesia yang sedikit dipicu oleh harga yang tidak kompetitif, meskipun potensi bahan bakunya mencukupi di dalam negeri.
Menurut Bahlil, harga di Indonesia berada di bawah faktor penentu harga LPG dunia seperti harga acuan Saudi Aramco Contract Price atau CP Aramco, serta biaya transportasi.
“Saya dapat informasi harganya tidak kompetitif, karena harga yang diambil dalam negeri berbeda dengan harga Aramco. Jauh lebih mahal harga Aramco ketimbang harga dalam negeri. Itu yang kemudian [menyebabkan] industri kita tidak bisa lakukan [memacu produksi LPG],” ujar Bahlil ditemui di agenda Malam Penghargaan Keselamatan Migas, Senin (7/10/2024), malam.
Dengan demikian, Bahlil menyarankan pemerintahan terpilih ke depan—yang memiliki program kedaulatan energi — untuk membangun industri LPG dalam negeri dengan memanfaatkan bahan baku dengan harga yang ekonomis.
“Jangan [pakai] harga Aramco. Contoh US$600, transportasi US$50; berarti kan US$650, industri dalam negeri dibelinya harga dibawah US$600, tidak fair menurut saya, malah saya melihat ada apa di balik ini?,” ujarnya.

Bahlil mengatakan telah mendapatkan informasi dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang menyatakan terdapat sekitar 2 juta potensi C3C4 yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi LPG dalam negeri.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 253.K/12/MEM/2020 tentang Harga Patokan Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram, Harga Patokan LPG Tabung 3 Kg ditetapkan dengan formula 103,85% HIP LPG Tabung 3 Kg + US$ 50,11/MT + Rp 1.879,00/kg.
Keputusan Menteri ini berlaku surut sejak 1 Januari 2020, dan ditetapkan pada 22 Desember 2020.
Dilansir melalui Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tahun 2023, berikut volume produksi dan impor minyak bumi, BBM dan LPG pada 2023:
1. Minyak Bumi:
- Produksi: 605,5 juta barel per hari atau barrel oil per day (BOPD)
- Impor: 123,21 juta barel
2. BBM:
- Produksi: 43,87 juta kiloliter (KL)
- Impor: 26,66 juta KL
3. LPG:
- Produksi: 1,98 juta metrik ton (MT)
- Impor: 6,9 juta MT
(dov/wdh)