Logo Bloomberg Technoz

Ketidakpastian Global Meningkat, Rupiah Masih akan Tertekan

Tim Riset Bloomberg Technoz
08 October 2024 07:30

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih akan menghadapi tekanan pada perdagangan hari Selasa ini, dengan dolar Amerika Serikat (AS) semakin melanjutkan keperkasaan di pasar global. Ditambah hari ini akan menjadi pertama bagi pasar modal China kembali dibuka pasca libur panjang Golden Week, memunculkan kegugupan pada pasar saham di banyak tempat.

Indeks dolar AS kembali ditutup menguat di posisi 102,53, dini hari tadi di New York. Pagi ini kala sesi Asia dibuka, pergerakan indeks yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia, masih stabil di kisaran tersebut.

Keperkasaan dolar AS karena kembali jadi buruan investor, menekan pamor mata uang emerging market termasuk rupiah. Di pasar forward, kontrak rupiah NDF-1M dini hari tadi ditutup makin melemah di Rp15.750/US$, mencerminkan penurunan nilai 0,3%. Begitu juga NDF-1W yang tertekan 0,43% di Rp15.732/US$.

Investor terlihat masih terus melepas surat utang AS, Treasury, hingga yield tenor 10 tahun kembali melesat di posisi 4,03%. Sedangkan tenor pendek 2 tahun sudah sangat dekat dengan 4%. Para investor semakin kuat mempertimbangkan bahwa boleh jadi tidak ada penurunan bunga acuan The Fed pada November nanti.

Indeks volatilitas VIX, yang menjadi barometer ketakutan Wall Street, melonjak ke level tertinggi dua bulan. Dengan kata lain, tensi ketidakpastian kembali tinggi.