Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Perkembangan di Amerika Serikat (AS) jadi sentimen negatif bagi sang logam mulia.

Pada Senin (7/10/2024), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.643,9/troy ons. Turun 0,43% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu,

Harga emas sedang melalui periode sulit, di mana terjadi koreksi 3 hari beruntun. Dalam sepekan terakhir, harga aset ini terpangkas % secara point-to-point.

Harga Emas di Pasar Spot (Sumber: Bloomberg)

Dinamika di Negeri Paman Sam kurang kondusif bagi harga emas. Akhir pekan lalu,  US Bureau of Labor Statistics mengumumkan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 254.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) pada September.

Angka ini jauh lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 159.000. Juga jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan di 140.000. Plus, menjadi yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.

Sementara tingkat pengangguran turun dari 4,2% pada Agustus menjadi 4,1% bulan lalu.

Perkembangan ini membuat pasar tidak yakin bahwa bank sentral Federal Reserve akan agresif dalam menurunkan suku bunga acuan. Sebab, ternyata pasar tenaga kerja masih kuat.

Mengutip CME FedWatch, probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada November mencapai 86,3%. Sementara kemungkinan pemotongan 50 bps ke 4,25-4,5% praktis tidak ada alias 0%.

Bahkan ada peluang The Fed mempertahankan suku bunga di 4,75-5%. Kemungkinannya adalah 13,7%.

Sumber: CME FedWatch

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun, yang saat ini kemungkinannya makin berkurang.

Perkembangan ini juga membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun AS naik ke level 4%, kali pertama sejak Agustus. Akibatnya, nilai tukar dolar AS dalam tren menguat.

Selama sepekan terakhir, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 1,68%.

Dollar Index (Sumber: Bloomberg)

Dolar AS dan emas memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Biasanya harga emas akan turun saat dolar AS melemah, begitu pula sebaliknya.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, maka emas akan menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun dan harga pun mengikuti.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sejatinya masih berada di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 62,99. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI sudah berada di angka 0. Paling rendah, sudah sangat jenuh jual (oversold).

Kombinasi ini memungkinkan bagi harga emas untuk bangkit.dan sepertinya itu yang akan terjadi. Cermati pivot point di US$ 2.650/troy ons. Sebab dari sini, target resisten di US$ 2.654/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 10 bisa terkonfirmasi.

Sedangkan target support terdekat ada di US$ 2.620/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.535/troy ons bisa menjadi target berikutnya.

(aji)

No more pages