Logo Bloomberg Technoz

Rupiah juga tertekan aksi jual di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Pelaku pasar banyak melepas SBN hingga tingkat imbal hasil atau yield-nya melompat tajam hari ini.

Yield SBN-5Y naik 14,1 bps ke level 6,51%, sedangkan SBN-10Y melesat 8,3 bps ke 6,70%, disusul tenor 2Y naik 5,7 bps ke 6,23%.

Tenor lebih panjang SBN-15Y dan 20Y naik masing-masing 7,6 bps dan 8,2 bps ke 6,87% dan 7,03%.

Sementara di pasar saham, arus jual masih melanda saham-saham perbankan di mana BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, dilepas para investor. Namun, IHSG berhasil ditutup menguat 0,11% hari ini tertolong pergerakan beberapa saham yang banyak diburu seperti TPIA, AMMN, BUKA, PANI juga ADRO.

Kurs dolar AS di bank

Tekanan terhadap rupiah sepertinya akan berlanjut esok hari bila melihat sinyal di pasar offshore rupiah sampai sore ini. Pada sore hari ini, rupiah NDF-1M makin terbenam ke level Rp15.732/US$. 

Aksi jual yang masih kuat di pasar offshore bila tidak mendapat intervensi yang memadai, akan membuat arus jual akan makin meluas di pasar spot pada Selasa karena investor akan berburu dolar AS yang lebih murah. 

Di beberapa bank hari ini, dolar AS sudah dijual mendekati Rp16.000. Bank asing UOB Indonesia, misalnya, membanderol kurs jual dolar AS seharga Rp15.927. Begitu juga di HSBC, dolar AS dijual seharga Rp15.825 untuk transaksi uang fisik. Untuk kurs dolar AS transaksi transfer, HSBC menjual valas di harga di Rp15.750.

Bank swasta nasional, Bank BCA, juga menjual dolar AS dengan harga lebih mahal yakni Rp15.820 untuk TT counter dan bank notes. 

Bank-bank BUMN menjual dolar AS dengan harga tidak jauh berbeda. Bank Mandiri menetapkan kurs jual dolar AS Rp15.800 untuk bank notes dan TT counter. Begitu juga Bank BRI dengan dolar AS dijual dengan harga Rp15.810 hari ini.

(rui)

No more pages