Logo Bloomberg Technoz

Satu Tahun Agresi Israel di Palestina, 41.870 Orang Tewas

Delia Arnindita Larasati
07 October 2024 09:50

Warga Palestina memeriksa kerusakan bangunan usai serangan Israel di kamp pengungsi al-Bureij, Gaza tengah, Rabu, (18/9/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)
Warga Palestina memeriksa kerusakan bangunan usai serangan Israel di kamp pengungsi al-Bureij, Gaza tengah, Rabu, (18/9/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 41.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel, satu tahun setelah agresi dimulai pada 7 Oktober 2023. Menurut data Al Jazeera, total korban tewas mencapai 41.870, termasuk 16.765 anak-anak. Di Tepi Barat, tercatat 742 orang tewas, termasuk 163 anak-anak.

Data terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), WHO, dan pemerintah Palestina per 6 Oktober 2024 menunjukkan bahwa serangan Israel telah merusak lebih dari separuh rumah di Gaza, 80 persen fasilitas komersial, dan 87 persen bangunan sekolah. Dari 36 rumah sakit, hanya 17 yang dapat berfungsi, dan itu pun sebagian.

Perang yang berlangsung di daerah kantong yang terkepung ini telah mengakibatkan hampir 2,3 juta penduduk mengungsi, serta mengalami kelaparan dan penyakit yang meluas. Beberapa negara telah mengajukan tuduhan genosida terhadap Israel di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Seruan untuk gencatan senjata terus disuarakan dari berbagai pihak, termasuk Philemon Yang, Presiden sesi ke-79 Majelis Umum PBB (UNGA). Dalam pernyataannya, Yang menekankan perlunya mengakhiri "penderitaan manusia di Timur Tengah."

"Izinkan saya untuk sekali lagi menegaskan bahwa penderitaan manusia harus diakhiri, dan harus diakhiri sekarang juga. Kami membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan segera dan tanpa syarat semua [tawanan], serta kembali ke dialog untuk menemukan solusi diplomatik," kata Yang.

Warga Palestina melihat kerusakan sekolah yang dioperasikan oleh UNRWA usai serangan Israel di Gaza tengah, Kamis (6/6/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)