Logo Bloomberg Technoz

"Yield 10Y UST [surat utang AS] berpotensi menembus 4% seminggu ke depan dan indeks dolar bisa menguat. Kami prediksi yield INDOGB-10Y naik hingga 6,70-6,80% dan rupiah terdepresiasi ke Rp15.700-15.900/US$," kata tim analis Mega Capital Sekuritas dalam catatannya pagi ini.

Untuk hari ini, nilai rupiah terhadap dolar AS berpeluang terdepresiasi menuju rentang Rp15.650-Rp15.750/US$. Tekanan jual di pasar obligasi diprediksi membesar dengan yield 10Y INDOGB dan INDON berpeluang naik ke rentang masing-masing 6,70-6,75% dan 4,70-4,75%.

Senin pagi ini (7/10/2024), berbagai bank terpantau menetapkan kurs jual dolar AS yang jauh lebih mahal bahkan beberapa telah menjual dolar AS seharga Rp15.820. Jauh lebih mahal dibanding rata-rata di pasar spot Jumat lalu.

Ada kemungkinan, perbankan mengantisipasi tekanan pelemahan rupiah spot hari ini yang diperkirakan akan mengekor kejadian di pasar offshore Jumat lalu.

Pada Jumat lalu, rupiah offshore, NDF-1M, ditutup di kisaran Rp15.700-an/US$ karena tertekan pamor dolar AS yang makin tak terbendung pasca rilis data pasar tenaga kerja AS yang mengejutkan pasar.

Beberapa bank besar telah menetapkan harga jual dolar AS di kisaran Rp15.800-an untuk pembelian di konter langsung.

Bank swasta terbesar di Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), menjual dolar AS (TT Counter) di level Rp15.820. Sedangkan kurs beli, yaitu acuan ketika seorang nasabah menjual dolar mereka di kantor bank BCA, ditetapkan sebesar di Rp15.520. Level kurs dolar AS tersebut juga berlaku untuk transaksi Bank Notes di BCA.

Sedang kurs e-Rate dolar AS di BCA hari ini ditetapkan di Rp15.670/US$ untuk kurs jual dan sebesar Rp15.650/US$ untuk kurs beli.

(rui)

No more pages