Kalender Ekonomi: Inflasi AS Jadi Sorotan, Nobel Prize Diumumkan
Ruisa Khoiriyah
07 October 2024 08:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah melalui pekan yang cukup dramatis dengan kuatnya data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS), yang memicu aksi jual surat utang, pekan ini kalender ekonomi tak kalah padat dan penuh data penting bagi pelaku pasar.
Badan Statistik AS akan melansir data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan September, data inflasi terakhir sebelum gelar Pemilihan Presiden AS pada November. Data inflasi itu akan menjadi 'pertaruhan' kedua bagi keputusan Federal Reserve, bank sentral AS, setelah kemarin data pasar tenaga kerja dilansir.
Pasar sejauh ini memprediksi, inflasi CPI Amerika bulan lalu melandai di 0,1% month-on-month dan 2,3% year-on-year, dibanding 0,2% mom dan 2,5% yoy. Sementara inflasi inti bulanan diprediksi lebih rendah di 0,2% dibanding 0,3% mom, sementara secara tahunan diperkirakan tetap di 3,2% yoy.
Sebelum rilis data CPI, The Fed akan melansir risalah rapat FOMC bulan September yang akan memberikan gambaran dinamika rapat historis itu di mana bunga acuan dipangkas 50 bps, di luar dugaan para pelaku pasar. Risalah rapat juga akan melansir dot plot terbaru yang bisa menjadi panduan arah bunga acuan Fed ke depan.
Dari dalam negeri, pasar akan mencermati rilis cadangan devisa RI untuk bulan September, hari ini. Disusul esok hari adalah rilis data Survei Konsumen dan Survei Penjualan Eceran, yang akan memberikan gambaran apakah kecemasan akan daya beli yang melemah adalah seburuk yang ditakutkan atau sebaliknya.