Tidak luput, dia memintaadanya pembangunan pasar rakyat yang sederhana, tetapi nyaman untuk dikunjungi.
"Karena membangun pasar yang mewah itu tidak menjamin orang datang ke pasar. [Hal] yang paling penting adalah saat membangun pasar, ini [difokuskan] buat ibu-ibu, generasi muda dan segala macam, supaya imejnya berubah," kata Suhendro.
"Membangun pasar itu harus yang bersih, aman, nyaman, dan ini buat khusus ibu-ibu nih, toiletnya wangi," pintanya.
Omzet Turun
Meski demikian, Suhendro juga tak menampik bahwa terjadi dampak signifikan deflasi terhadap perputaran omzet pasar rakyat, terutama selama lima bulan terakhir.
Terlebih, dengan adanya kondisi ekonomi yang memburuk menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, sehingga berdampak langsung pada penghasilan pedagang di pasar.
"Jadi yang kami lihat itu sebetulnya sekarang kalau orang untuk spend money, untuk belanja itu kan sekarang lebih hati-hati karena memang kondisi keuangannya semua turun. Ekonomi di Indonesia ini turun."
"Apakah [efek deflasi] ini karena global atau karena hal yang lain yang di dalam negeri? Jadi kalau bertanya-tanya apakah berpengaruh [ke pasar rakyat]? Pada dasarnya sangat. Pada barang-barang kita, omzetnya sangat jauh turun," tuturnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi lagi pada September, menjadi deflasi untuk bulan kelima beruntun. Deflasi pada September tercatat 0,12%, lebih dalam ketimbang bulan sebelumnya.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tercatat di angka 1,84% year on year (yoy), menjadi pertama kali sejak Desember 2021 inflasi RI ada di bawah 2%.
"Inflasi September adalah yang terendah sejak Desember 2021 dengan inflasi tahunan sebelumnya pada November 2021 di angka 1,75%," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers bulanan BPS, Selasa (1/10/2024).
Berdasarkan komponennya, inflasi inti tercatat tumbuh 2,09% (yoy) pada September 2024, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,02% (yoy). Sementara secara bulanan, inflasi inti tumbuh 0,16% (month to month/mtm), sementara bulan sebelumnya sebesar 0,20% (mtm).
Adapun, inflasi harga pangan bergejolak tumbuh 1,43% (yoy), mengalami perbaikan dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 3,04% (yoy). Secara bulanan di September 2024 mengalami deflasi -1,34% (mtm) lebih dalam dari bulan sebelumnya sebesar -1,24% (mtm).
(prc/wdh)