Meskipun permintaan ini meningkat, produksi dalam negeri kawasan ini diperkirakan menurun, yang mengarah pada peningkatan ketergantungan pada impor.
Pada 2025, diproyeksikan pasokan dan impor dalam negeri akan setara, setelah itu negara-negara di Asean diproyeksikan menjadi net importir gas alam.
“Pergeseran ini sangat signifikan bagi negara-negara seperti Singapura, yang telah memenuhi permintaan gas alamnya melalui impor dan untuk Thailand, di mana penurunan produksi dalam negeri diperkirakan akan meningkatkan ketergantungan impor.”
Infrastruktur Gas
Laporan tersebut juga menyebutkan Indonesia memiliki infrastruktur gas yang beragam dan luas, yang mencerminkan posisinya sebagai salah satu produsen gas terbesar di Asia Tenggara.
Sementara itu, ladang gas berumur hampir habis, proyek-proyek baru seperti Jangkrik (2017) milik Eni dan Merakes (2021) telah diluncurkan.
Selain itu, peluang signifikan untuk produksi gas di masa depan dihadirkan oleh Lapangan Saka Kemang oleh Repsol di Sumatra Selatan dan sumber daya potensial di Natuna Timur.
Indonesia dikenal secara global sebagai eksportir gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) utama, dengan pasar-pasar utama termasuk Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan baru-baru ini, China.
“Hal yang unik bagi Indonesia adalah penggunaan LNG untuk transportasi domestik, memindahkan gas dari wilayah produksi di pulau-pulau Tengah-Timur seperti Sulawesi, Kalimantan, ke pusat-pusat konsumsi di Jawa dan Bali.”
Perkembangan terkini, seperti Tangguh Train 3 dan Abadi LNG, yang diresmikan pada November 2023, makin menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat infrastruktur gas domestik sebagai bagian dari rencana strategis nasionalnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan akan terjadi peningkatan produksi gas bumi yang signifikan pada 2027 hingga 2028, terutama berasal dari lapangan-lapangan Geng North, IDD Gandang Gendalo, dan Andaman.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian ESDM, sejumlah proyek pengembangan lapangan gas baru diproyeksikan akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi nasional.
Berikut perincian tambahan produksi gas tersebut:
1.Geng North
Geng North diproyeksikan akan menghasilkan tambahan produksi sebesar 1.000 million standard cubic feet per day (MMSCFD ) dengan cadangan mencapai 4,1 TCF. Lapangan ini diperkirakan akan mulai berproduksi pada 2027.
2. IDD Gandang Gendalo
Lapangan ini memiliki target produksi 4.900 MMSCFD dan cadangan 6,3 TCF, dan dinilai juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi gas nasional.
3. Andaman
Meskipun masih dalam tahap eksplorasi, lapangan Andaman diperkirakan memiliki potensi produksi sebesar 527 MMSCFD dengan cadangan sekitar 10 TCF.
Selain ketiga proyek besar yang disebutkan di atas, banyak lapangan seperti Ubadari sebesar 550 MMSCFD, Asap Kido Merah (330 MMSCFD), Maha (194 MMSCFD), Secanggang (140 MMSCFD), Mako (120 MMSCFD), Lofin (120 MMSCFD), Marakes East (89 MMSCFD), Wasambo (40 MMSCFD) dan Karendan (100 MMSCFD) juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi gas bumi nasional.
(dov/wdh)