“Bagaimana agar kita tidak boncos? Yang namanya THR itu memang harus disiapkan dari jauh hari, bahkan sebelum Ramadan datang dan sebelum (menerima) THR (dari kantor) karena biasanya pemberian itu tergantung jumlah anggota keluarga yang akan dikasih,” katanya
Semakin banyak jumlah orang yang akan diberikan THR, maka semakin besar pula dana yang dikeluarkan sehingga persiapan sejak jauh hari menjadi penting. Lain halnya kalau yang akan diberikan hanya hitungan jari.
Safir mengatakan besaran dana yang dialokasikan untuk berbagi THR juga dipengaruhi oleh jumlah orang yang akan dibagi, penghasilan serta seberapa penting seseorang menilai kebiasaan tersebut. Menurutnya, setidaknya sekitar 10% dari penghasilan dapat dialokasikan untuk berbagi saat Lebaran. Jika seseorang menganggap berbagi THR sebagai hal yang sangat penting, lanjut Safir, alokasi dana bahkan bisa mencapai 20% hingga 30%.
“Ada orang yang ketika Lebaran tidak penting kasih THR, yang penting kumpul dengan keluarga. Ada juga keluarga lain yang penting saat lebaran itu kasih THR, bukan kumpulnya. Bahkan ada orang yang sampai menggadaikan barang supaya dia dapat cash dan bisa memberikan THR, padahal itu hanya kebiasaan,” ungkap Safir.
Bila dana yang dimiliki terbatas namun tetap ingin berbagi, menurut Safir, hal tersebut dapat disiasati dengan fokus memberi pada sanak saudara dengan kondisi keuangannya amat kurang. Hal tersebut akan memberikan dampak yang besar.
(tar/ezr)