Selain itu, harga minyak nabati pesaing juga naik. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,92% pada perdagangan kemarin.
Sementara harga minyak biji bunga matahari melesat 2,01%. Lalu harga minyak rapeseed menguat 1,25%.
Ketika harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan beralih ke CPO akan bertambah. Sebab, berbagai komoditas ini memang bisa saling menggantikan.
Analisis Teknikal
Bagaimana kira-kira proyeksi harga CPO untuk minggu depan? Apakah masih ada ruang untuk naik lagi?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO memang masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,67. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun investor tetap perlu waspada, karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).
Alhasil, ada kemungkinan harga CPO akan terkoreksi dan masuk fase konsolidasi. Cermati pivot point di MYR 4.157/ton. Dari sini, sepertinya harga CPO akan mengetes Moving Average (MA) 5 di MYR 4.080/ton.
Adapun target resisten terdekat adalah MYR 4.314/ton, Jika tertembus, maka MYR 4.347/ton berpotensi menjadi target selanjutnya.
(aji/wep)