Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu di sisi berseberangan, KLCI (Malaysia) paling anjlok mencapai 0,71%, di posisi kedua ada IHSG (Indonesia) drop 0,63%, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) melemah 0,59%, dan TW Weighted Index (Taiwan) ambles 0,39%.

Dari dalam negeri, depresiasi rupiah menjadi sentimen negatif yang amat berat bagi IHSG. Jumat ditutup dagang hari ini, rupiah kembali lesu di hadapan dolar Amerika Serikat. US$ 1 setara dengan Rp15.485. Rupiah melemah 0,37% point-to-point.

Sejak pagi tadi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka langsung anjlok dalam pembukaan perdagangan pasar spot, Jumat (4/10/2024) melampaui level Rp15.500/US$.

Jelang 15 menit perdagangan sesaat dibuka, Rupiah semakin tergerus ke kisaran Rp15.530/US$. Rupiah melemah amat dalam di tengah tekanan sentimen pasar global yang semakin mengangkat tinggi-tinggi pamor dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah melemah tak sendirian. Di Asia saat ini, semua mata uang loyo dihadapan dolar AS. Dolar Taiwan memimpin pelemahan dengan penurunan 0,51%, Won Korea melemah 0,32%, kemudian yuan Offshore CNH drop 0,20%, dan dong Vietnam 0,0%.

Adapun Rupiah dan mata uang Asia lain tertekan lantaran sentimen eksternal, mulai dari peningkatan eskalasi konflik Timur Tengah yang menguatkan kembali dolar AS sebagai Safe Haven, hingga kekhawatiran arus capital outflows seiring pengucuran stimulus China.

Dollar Index DXY (Bloomberg)

Dolar AS jelang malam ini makin perkasa di kisaran 101,875, sejalan dengan ketidakpastian yang makin meningkat di pasar menanti laporan data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat malam waktu Indonesia.

Dolar AS sudah membukukan reli empat hari berturut-turut dan diprediksi akan melanjutkan kenaikan seiring mulai meragunya para investor akan jalur pemangkasan bunga acuan oleh Federal Reserve ke depan.

Efeknya, saat Rupiah melemah, beban utang luar negeri masing-masing emiten Perusahaan akan meningkat. Apalagi bagi emiten yang mengumpulkan pendapatan dalam Rupiah, akan mengalami currency missmatch.

Pada nantinya, currency missmatch itu akan menggerus laba. Ketika laba emiten jatuh, apalagi sampai merugi, investor sulit berharap akan datangnya dividen yang memetik keuntungan dari saham.

(fad/frg)

No more pages