Logo Bloomberg Technoz

Debu emas yang dimuntahkan Gunung Erebus terdiri dari partikel-partikel kecil yang berukuran sekitar 20 mikrometer atau 0,02 mm. Setiap hari, gunung ini memuntahkan sekitar 80 gram debu emas, dengan nilai mencapai 6.000 dolar Amerika atau sekitar Rp 91 juta, seperti dilansir dari IFL Science, Jumat (4/10/2024). 

Dilansir Bloomberg Technoz dari Times Now News, Menurut penelitian NASA, partikel emas ini berasal dari lelehan batuan di bagian terdalam Bumi yang naik ke permukaan selama letusan vulkanik. Setelah mencapai atmosfer, partikel tersebut mengkristal akibat suhu ekstrem di Antarktika yang berada di bawah nol derajat Celsius.

Menurut GeologyHub yang membuat Gunung Erebus istimewa adalah kemampuannya untuk menghasilkan partikel emas padat, bukan dalam bentuk gas atau cairan seperti yang biasa terjadi pada gunung berapi lainnya. 

Para ilmuwan mencatat bahwa jejak emas dapat ditemukan di udara hingga sejauh 999 kilometer dari gunung ini. Meskipun demikian, menambang emas di Gunung Erebus hampir tidak mungkin dilakukan. Selain karena letaknya yang terpencil, gunung ini juga terkenal dengan letusan strombolianya yang terjadi secara acak, membuatnya sangat berbahaya untuk dijelajahi.

Keunikan Magma Gunung Erebus

Salah satu aspek paling menarik dari Gunung Erebus adalah kimia magmanya yang berbeda dari gunung api pada umumnya. 

Tamsin Mather, ahli vulkanologi dari Universitas Oxford, mengungkapkan bahwa gunung ini terus-menerus memompa gas vulkanik selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Aktivitas vulkanik yang konstan ini menciptakan danau lava aktif di kawahnya, sebuah fenomena yang sangat jarang terjadi di dunia. 

Danau lava tersebut terkadang menyemburkan lava panas yang menguap dan bersinar terang, menambah keindahan sekaligus bahaya dari gunung ini.

Selain emas, Gunung Erebus juga mengeluarkan partikel-partikel logam lainnya, seperti tembaga dan kristal kecil yang berasal dari dalam Bumi. Namun, emas yang dihasilkan hanya dalam bentuk partikel mikroskopis, sehingga tidak dapat dikumpulkan dalam jumlah besar.

Bahaya dan Tantangan di Sekitar Gunung Erebus

Meski menghasilkan debu emas yang bernilai tinggi, bahaya di sekitar Gunung Erebus tidak dapat diabaikan. Lokasinya yang sangat terpencil di Antarktika membuatnya sulit untuk dipantau secara langsung. 

Para ilmuwan bergantung pada satelit untuk memantau aktivitas gunung ini dan mengumpulkan data tentang erupsi serta perubahan geologis di sekitarnya. Selain itu, ledakan strombolian yang melemparkan batu dan puing-puing berbahaya membuat setiap upaya untuk menjelajahi gunung ini sangat berisiko.

Gunung Erebus juga dikenal dalam sejarah karena sebuah kecelakaan tragis yang terjadi pada 28 November 1979. Saat itu, sebuah pesawat Air New Zealand dengan nomor penerbangan 901 menabrak gunung tersebut selama penerbangan wisata ke Antarktika. Sebanyak 237 penumpang dan 20 awak tewas dalam kecelakaan tersebut. Tragedi ini semakin menegaskan betapa berbahayanya lanskap di sekitar Gunung Erebus.

Gunung Erebus adalah salah satu gunung api paling unik di dunia. Fenomena debu emas yang dimuntahkannya setiap hari merupakan salah satu dari banyak keajaiban geologis yang terjadi di Antarktika. Meskipun emas yang dihasilkan hanya dalam jumlah kecil dan berukuran mikroskopis, keberadaan debu emas ini telah menarik perhatian ilmuwan dari berbagai belahan dunia.

Dengan kimia magma yang berbeda, danau lava aktif, dan aktivitas vulkanik yang konstan, Gunung Erebus menjadi objek penelitian yang tak ternilai harganya. Meski begitu, bahaya yang ditimbulkan oleh letusan acak dan lokasinya yang terpencil membuat eksplorasi dan penelitian di sekitar gunung ini sangat menantang. Gunung Erebus tetap menjadi salah satu gunung api paling menarik dan misterius di planet ini, sebuah bukti nyata tentang kekuatan dahsyat alam.

(seo/red)

No more pages