Bloomberg Technoz, Jakarta - Gunung Erebus, salah satu gunung api paling aktif di Antarktika, terus memuntahkan debu emas setiap harinya. 

Terletak di benua yang paling terpencil di dunia, gunung ini tidak hanya menarik perhatian karena aktivitas vulkaniknya, tetapi juga karena fenomena debu emas yang langka dan misterius. 

Dengan ketinggian 3.794 meter di atas permukaan laut, Gunung Erebus telah menjadi subjek penelitian ilmiah yang intens karena sifat letusannya yang unik dan komposisi magmanya yang tidak biasa.

Sejarah Penemuan Gunung Erebus

Gunung Erebus pertama kali ditemukan pada tahun 1841 oleh Kapten Sir James Clark Ross. Ia menamai gunung tersebut sesuai dengan nama kapalnya, HMS Erebus, yang digunakannya saat melakukan ekspedisi di kawasan Antarktika. 

Namun, butuh lebih dari 130 tahun sebelum Gunung Erebus menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik yang signifikan. Sejak tahun 1972, gunung ini telah mengalami erupsi secara berkala, menjadikannya salah satu dari dua gunung api yang paling aktif di Antarktika. Dari 138 gunung api yang ada di benua tersebut, Gunung Erebus menonjol karena aktivitas vulkaniknya yang terus-menerus dan karakteristik uniknya.

Mengapa Gunung Erebus Memuntahkan Debu Emas?