Penurunan harga CPO juga disebabkan oleh perkembangan harga minyak nabati pesaing. Kemarin, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,16%.
Saat harga minyak kedelai lebih murah, maka keuntungan menggunakan CPO akan berkurang. Sebab, kedua komoditas itu memang bisa saling menggantikan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,39. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 96. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Jadi walaupun bullish, ruang kenaikan harga CPO menjadi terbatas. Bahkan dengan kenaikan harga yang sudah cukup tajam, bukan tidak mungkin harga CPO akan masuk fase konsolidasi.
Cermati pivot point di MYR 4.160/ton. Jika tertembus, maka harga CPO sepertinya akan menguji Moving Average (MA) 10 di MYR 4.121/ton.
Adapun target resisten terdekat adalah MYR 4.198/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga CPO naik lagi menuju MYR 4.211/ton.
(aji)