Selain itu, kapasitas pengolahan minyak dari 35 kilang di China juga turun 0,9% secara bulanan atau month to month (mtm) pada September 2024, menjadi 80,8% dari total kapasitas 8,4 juta barel per hari.
Agus menambahkan harga rata-rata minyak mentah utama dunia juga menurun dibandingkan dengan Agustus 2024.
Faktor lainnya termasuk stabilnya ekspor dan produksi minyak Libya setelah adanya persetujuan penunjukan pimpinan Bank Sentral Libya, serta ekspor minyak Irak yang mencapai titik tertinggi dalam delapan bulan terakhir.
"Ekspor Irak mencapai titik tertinggi selama 8 bulan terakhir, di tengah komitmen untuk mematuhi kuota penurunan produksi OPEC+," jelas Agus.
Proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 juga mengalami penurunan. OPEC menurunkan estimasi permintaan sebesar 80.000 barel per hari atau barel oil per day (BOPD), menjadi 2 juta bph dalam publikasi September 2024, dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sementara itu, International Energy Agency (IEA) melaporkan pasokan minyak dunia pada Agustus 2024 naik 80 ribu BOPD mtm, menjadi 103,5 juta BOPD. OPEC juga merevisi estimasi pasokan non-OPEC+ naik sebesar 70.000 BOPD, menjadi 53,07 juta BOPD untuk 2024.
Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh turunnya tingkat pengolahan kilang di Taiwan, dari 760.000 BOPD (69,7% kapasitas) pada akhir Agustus 2024 menjadi 580.000 BOPD (53,2% kapasitas) pada akhir September 2024.
Perkembangan harga minyak mentah utama pada September 2024 dibandingkan Agustus 2024 adalah sebagai berikut:
- Dated Brent turun US$6,58/barel, dari US$80,91/barel menjadi US$74,33/barel.
- WTI (Nymex) turun US$6,06/barel, dari US$75,43/barel menjadi US$69,37/barel.
- Brent (ICE) turun US$6,00/barel, dari US$78,88/barel menjadi US$72,87/barel.
- Basket OPEC turun US$4,79/barel, dari US$78,41/barel menjadi US$73,62/barel.
- ICP minyak mentah Indonesia turun US$5,96/barel, dari US$78,51/barel menjadi US$72,54/barel.
(dov/wdh)