Logo Bloomberg Technoz

Progres Hilirisasi Batu Bara: Baru Studi Awal, Terganjal Investor

Dovana Hasiana
03 October 2024 15:30

Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)
Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)

Bloomberg Technoz, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan proyek hilirisasi batu bara di Indonesia sebagian besar masih dalam penjajakan atau studi awal.

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Julian Ambassadur Shiddiq mengatakan terdapat tantangan dari proses hilirisasi batu bara tersebut, yakni dari sisi investor. Terlebih, selama ini batu bara masih dianggap sebagai energi yang kotor. 

“Sebagian besar masih penjajakan atau studi awal, terdapat tantangan terkait investor sebab batu bara dianggap sebagai energi kotor,” ujar Julian kepada Bloomberg Technoz, Kamis (3/10/2024).

Sekadar catatan, pemerintah memang mendorong hilirisasi batu bara untuk dapat mensubstitusi bahan bakar (bahan bakar minyak atau BBM dan bahan bakar gas atau BBG) dan bahan baku industri kimia, yakni methanol dan dimetil eter (DME). 

Ilustrasi batu bara. (Sumber: Bloomberg)

Dalam laporan terbaru, Kementerian ESDM memproyeksikan kebutuhan batu bara untuk hilirisasi makin meningkat, yaitu mencapai 28 juta ton pada 2030 dan 34 juta ton pada 2040.