Logo Bloomberg Technoz

Riset Analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, meskipun demikian, September 2024 menjadi bulan yang bersejarah bagi Bitcoin, di mana Aset Kripto berhasil mencetak kenaikan 7,35%, mencatatkan rekor penutupan paling positif sejak 2013 atau dalam satu dekade.

“Salah satu faktor kunci yang mendukung performa positif Bitcoin di September adalah lonjakan inflow dari institusi ke ETF Bitcoin Spot, yang melonjak dari US$397,20 juta di pekan sebelumnya menjadi US$1,11 miliar pada pekan lalu, hal ini menandakan peningkatan kepercayaan dari investor besar terhadap prospek Bitcoin, yang menjadi sinyal Bullish menjelang memasuki kuartal keempat,” mengutip riset yang diterbitkan pada Kamis (3/10/2024).

Harga Bitcoin sempat turun mendekati level support US$60.000 pada perdagangan Selasa kemarin. Dari sisi teknikal, jika Bitcoin dapat bertahan di atas support US$60.000 tersebut, maka potensi kembali menguat ke MA-20 di US$62.500 dan resistance selanjutnya US$64.000.

Sementara, jika terjadi pelemahan di bawah US$60.000, maka Bitcoin berpotensi lanjut melemah ke support selanjutnya di US$57.000.

Indikator Stochastic melemah menuju Oversold, sementara histogram MACD bar dalam zona Bearish.

Riset Analis Ajaib Kripto Panji Yudha

Sentimen Pasar Aset Kripto

Konflik antara Iran vs. Israel yang makin memanas menjadi kemunduran bagi kelas aset paling berisiko di dunia, Aset Kripto, menurut Caroline Mauron, Pendiri Orbit Markets, Penyedia Likuiditas untuk Perdagangan Derivatif Aset Digital.

“Suasana geopolitik tidak terlihat kondusif untuk aset berisiko,” kata Mauron.

Aksi yang dinilai sebagai serangan balasan usai Israel menghantam markas Hizbullah di selatan Lebanon. Serangan ini menandai penggunaan pertama rudal hipersonik Fattah Iran, menurut laporan media Pemerintah, dan merusak harapan untuk reli di bulan yang secara historis paling Bullish bagi aset tersebut.

Para petaruh polymarket memberikan peluang 49% bahwa Israel akan membalas terhadap Iran pada pekan ini.

Efek langsungnya, berdasarkan data CoinMarketcap, Kamis (3/10/2024), Bitcoin bergerak pada level US$61.262 (Rp943 juta) melemah mencapai 0,5% dalam 24 jam hari ini, juga anjlok 3,95% dalam tiga hari perdagangan, dan tertekan 3,88% dalam sepekan.

Sejumlah Aset Kripto lainnya juga kompak terpeleset di zona merah. Adapun pelemahan terdalam terjadi pada XRP Koin dengan melemah mencapai 10,81% dalam 24 jam, dan drop 8,77% dalam sepekan perdagangan menuju harga US$0,5336.

Solana SOL ada di posisi selanjutnya pada deretan Aset Kripto yang tertekan harganya, adapun kejatuhannya mencapai 3,52%, dan secara sepekan anjlok 5,86% pada harga US$141,84.

Menyusul Ethereum ETH dengan trend Bearish 3,51% dalam 24 jam, dan ambles 8,76% dalam sepekan perdagangan di harga US$2.388,08.

Investor pekan ini juga akan berfokus dan mencermati data Non-Farm Payroll AS. Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data NFP bulan September pada Jumat, yang menjadi indikator utama kesehatan pasar tenaga kerja.

Sebelumnya, data NFP bulan Agustus menunjukkan kelemahan sebesar 142K, namun September diharapkan menunjukkan perbaikan menjadi 144K.

Data Non-Farm Payroll (NFP). (Bloomberg)

“Jika angka NFP lebih kuat dari yang diharapkan, The Fed mungkin akan mempertahankan atau bahkan memperketat kebijakan moneternya, yang bisa memperlambat pasar Aset Kripto. Sebaliknya, jika data pekerjaan lebih lemah, spekulasi mengenai pemotongan suku bunga yang lebih agresif oleh The Fed bisa meningkat, memberi dukungan bagi Bitcoin dan Ether. Meskipun inflasi di AS menurun, pasar tenaga kerja tetap menjadi faktor penting dalam keputusan The Fed ke depan,” terang Panji.

Dengan adanya pemotongan suku bunga yang diharapkan dan tren historis yang mendukung kinerja Bitcoin di kuartal keempat, para investor dan trader harus memantau perkembangan ini dengan cermat. Momentum yang ada menjelang pemilihan umum di AS dan sentimen positif di pasar dapat menjadi pendorong utama bagi Bitcoin untuk memasuki fase Bullish di Kuartal IV-2024.

(fad)

No more pages