Para analis dan investor telah menyatakan keprihatinannya bahwa puluhan miliar dolar AS yang mereka keluarkan untuk infrastruktur baru belum memberikan keuntungan finansial yang sesuai dengan pengeluaran tersebut.
Nvidia telah menanggapi dengan meluncurkan berbagai software, layanan, dan perangkat yang membuat teknologi ini dapat diakses dan berharga bagi pelanggan secara lebih luas. Semuanya bertujuan untuk mempertahanakan apa yang dikatakan oleh Chief Executive Officer (CEO) Nvidia, Jensen Huang, sebagai revolusi industri baru.
Huang mengatakan di CNBC bahwa ia melihat Accenture sebagai “penghubung” antara teknologi dan pelanggan. Ia dan CEO Accenture Julie Sweet pertama kali membayangkan kemitraan ini sekitar empat bulan yang lalu.
Huang lantas memberikan informasi terbaru mengenai jajaran cip Blackwell baru dari perusahaan tersebut, yang sedang dalam proses produksi penuh dan akan hadir sesuai rencana.
Ada kekhawatiran bahwa hambatan produksi dapat memperlambat peluncuran produk tersebut.
“Permintaan untuk Blackwell sangat tinggi. Semua orang menginginkan yang terbaik, dan semua orang ingin menjadi yang pertama,” katanya kepada CNBC.
Nvidia naik 591% sejak IPO, harta Jensen Huang Rp1.927 triliun
Saham Nvidia, naik 1,6% pada hari Rabu di New York, naik lebih dari 1% dalam perdagangan yang diperpanjang setelah pernyataan tersebut.
Accenture telah berinvestasi besar-besaran dalam AI generatif dan meluncurkan apa yang disebut AI Refinery dengan menggunakan teknologi Nvidia pada bulan Juli. Hal ini memungkinkan klien untuk membangun model bahasa besar khusus untuk memberi daya pada tool AI yang disesuaikan dengan industri mereka.
Nvidia memuji pendapatan kuartalan terbarunya yang meningkat berkat permintaan yang kuat atas bantuannya dalam menerapkan AI generatif.
Menurut kepala AI Accenture, Lan Guan, 9 dari 10 organisasi mengakui dampak yang ditimbulkan oleh AI generatif, tetapi kurang dari 10% yang telah menemukan cara untuk membuatnya bekerja untuk mereka.
(bbn)