Serangan Israel di Lebanon dan rentetan rudal Iran ke Israel telah meningkatkan kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas, mengguncang pasar-pasar energi, termasuk pasar keuangan, dan mendorong sekutu-sekutu negara maju Israel—dan negara-negara besar lainnya—untuk mencari de-eskalasi.
Satu hari sebelumnya, Iran menembakkan hingga 200 rudal balistik ke Israel pada Selasa, sebuah eskalasi yang tajam namun singkat di tengah konflik Timur Tengah yang mengancam akan memicu putaran serangan baru.
Beberapa di antaranya berhasil menembus pertahanan udara Israel, meskipun hanya satu korban jiwa yang dilaporkan. Kemudian pada Rabu, Haaretz mengatakan serangan Iran merusak beberapa pangkalan angkatan udara.
“Kekhawatiran pasar selanjutnya mungkin adalah risiko eskalasi konflik. Terutama jika Israel kemudian menargetkan aset-aset minyak Iran,” terang Charu Channa, Strategist di Saxo Capital Markets Pte., mengutip Bloomberg.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Iran menembakkan lebih dari 100 rudal balistik ke Israel sebagai aksi balasan dari pembunuhan pemimpin kelompok Hizbullah di Libanon, sebuah eskalasi ketegangan di Timur-Tengah yang dikhawatirkan investor akan mengganggu aliran pasokan minyak ke pasar global. Akibatnya harga kontrak berjangka (Futures) minyak mentah lompat lebih dari 2%.
“Peningkatan ketegangan ini juga memicu permintaan terhadap aset-aset yang dianggap aman (Safe Haven), terlihat dari kenaikan lebih dari 1% pada harga emas dan penurunan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 Tahun menjadi 3,73% dari 3,79%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, Wall Street semalam tertekan oleh kekhawatiran akselerasi eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah. Iran menyerang Israel dengan ballistic missiles sebagai balasan atas serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah di Lebanon. Israel dikabarkan memulai ground operation di wilayah selatan Lebanon.
Hal ini dikhawatirkan memicu respon agresif dari Israel yang berpotensi memicu akselerasi eskalasi konflik di Timur Tengah.
“IHSG diperkirakan bergerak terbatas pada kisaran pivot saat ini di 7.550 pada perdagangan Kamis (3/10), seiring dengan rally harga minyak yang mulai terbatas,” mengutip riset Phintraco .
(fad)