Logo Bloomberg Technoz

Bahaya Deflasi Beruntun ke Sektor Riil: Badai PHK Bisa Kian Gawat

Pramesti Regita Cindy
03 October 2024 09:50

Peserta melihat lowongan pekerjaan saat Bursa Kerja di ITC Permata Hijau, Jakarta, Selasa (13/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Peserta melihat lowongan pekerjaan saat Bursa Kerja di ITC Permata Hijau, Jakarta, Selasa (13/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Fenomena deflasi di Indonesia, yang sudah terjadi selama 5 bulan beruntun, dinilai dapat membawa dampak negatif yang signifikan bagi geliat sektor riil.

Ekonom sekaligus pakar kebijakan publik Universitas Pembangunan Negeri Veteran Jakarta (UPNVJ) Achmad Nur Hidayat mengatakan deflasi berlangsung bersamaan dengan melemahnya daya beli masyarakat dan penurunan permintaan barang dan jasa. 

Berbanding lurus, di tingkat industri pun, banyak pelaku usaha yang akhirnya makin terdesak untuk melakukan efisiensi akibat omzet yang ketat di tengah permintaan yang lemah. Salah satunya melalui keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Saat harga turun, produsen cenderung mengurangi produksi untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Penurunan produksi tersebut pada akhirnya akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja, penurunan pendapatan rumah tangga, dan berkurangnya investasi di sektor-sektor vital," jelas Achmad saat dihubungi, Kamis (3/10/2024).

Pendapat Achmad selaras dengan data terakhir Kementerian Ketenagakerjaan, yang menunjukkan tren PHK di Indonesia makin memuncak pada rentang Januari—Agustus 2024.  Terdapat 46.240 pekerja yang menjadi korban PHK sepanjang periode itu,terbanyak berasal dari Jawa Tengah (Jateng) dengan 31,82% dari total pekerja terdampak PHK.

Daftar Provinsi dengan Angka PHK Tertinggi, Jateng Teratas (Bloomberg Technoz/Asfahan)