Logo Bloomberg Technoz

Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 80,23. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Dengan demikian, ruang kenaikan harga emas menjadi terbatas. Target resisten terdekat ada di kisaran US$ 2.659-2.660/troy ons.

Adapun target support terdekat ada di rentang US$ 2.655-2.653/troy ons,

Karyawan menunjukkan emas batangan Galeri 24 Pegadaian dan Antam di Galeri 24, Jakarta, Selasa (21/5/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Data Tenaga Kerja

Saat ini, sepertinya investor sedang menunggu rilis data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS), yang akan keluar Jumat (4/10/2024) malam waktu Indonesia. Konsensus pasar memperkirakan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 140.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) pada September, Lebih rendah ketimbang Agustus yang sebanyak 142.000.

Sementara tingkat pengangguran pada September diperkirakan sebesar 4,2%. Sama persis dengan bulan sebelumnya.

Kondisi ketenagakerjaan akan menentukan dalam perumusan suku bunga acuan oleh bank sentral Federal Reserve (The Fed). Pasar masih memperkirakan Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat bakal menurunkan suku bunga acuan dalam rapat November.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% adalah 64,6%. Sedangkan probabilitas pemangkasan 50 bps ke 4,25-4,5% adalah 35,4%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun karena ikut menurunkan opportunity cost.

Namun ini semua masih di atas kertas. Hasilnya masih harus menunggu Jumat malam. Sembari menunggu, sepertinya investor memilih menepi dan tidak agresif berburu emas.

(aji)

No more pages