Menurut standar era Trump, debat ini berlangsung dengan penuh rasa saling menghargai dan berorientasi pada isu. Selama 107 menit dengan dua jeda iklan, setiap kandidat berulang kali berusaha keras untuk menemukan kesepakatan dan mengakui itikad baik dari rivalnya—sambil melatih tembakan ke arah para kandidat yang ada di urutan teratas.
Gugup di Awal
Walz, mantan guru ilmu sosial, anggota Kongres, dan sekarang menjadi gubernur Minnesota, terlihat gugup pada menit-menit awal debat dan membuat satu atau dua kesalahan, termasuk mengatakan, "saya telah berteman dengan para pelaku penembakan di sekolah," padahal yang ia maksud adalah para keluarga korban. Namun, ia berhasil menguasai diri seiring berjalannya waktu.
Vance, yang sering terlibat dalam kontroversi sejak bergabung dalam pemilihan, menunjukkan alasan Donald Trump memilihnya sebagai pasangannya, dengan memamerkan penguasaan isu-isu dan serangan balik terhadap setiap isu.
Fokus Kelas Menengah
Tujuan serangan utama Vance—di seluruh area isu mulai dari serangan Iran ke Israel hingga penurunan harga rumah—adalah bahwa Wakil Presiden Kamala Harris memiliki waktu tiga setengah tahun untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang ia ajukan.
"Jika Kamala Harris memiliki rencana yang bagus untuk mengatasi masalah kelas menengah, maka dia harus melakukannya sekarang—bukan ketika meminta kenaikan jabatan," kata Vance.
Walz menyerang Trump atas catatan kepresidenannya, mulai dari Covid-19 hingga perawatan kesehatan hingga hilangnya pekerjaan manufaktur.
Momen-momen Canggung
Walz mengatakan ia "salah bicara" saat ia mengatakan bahwa ia berada di Hong Kong selama protes di Lapangan Tiananmen, setelah Minnesota Public Radio melaporkan pada Senin bahwa linimasa-nya tidak sesuai. "Saya terkadang ceroboh," kata Walz. "Sering kali saya banyak bicara dan terjebak dalam retorika."
Vance juga mengatakan bahwa dia salah dalam penilaian awalnya terhadap pasangannya. "Saya selalu bersikap terbuka. Terkadang saya tidak setuju dengan presiden, tetapi saya juga sangat terbuka tentang fakta bahwa saya salah tentang Donald Trump. Saya salah."
Kebuntuan Aborsi
Isu-isu aborsi dan senjata api, bisa ditebak, menjadi titik puncak dalam debat tersebut. Vance membantah mendukung larangan aborsi, dan mengatakan ia dan Trump berniat untuk "meraih kembali kepercayaan rakyat AS dalam masalah ini, di mana mereka terus terang tidak mempercayai kami." Namun ia juga menuduh Partai Demokrat "pro-aborsi".
Walz menanggapi, "tidak, kami tidak seperti itu. Kami pro-perempuan. Kami pro-kebebasan dalam menentukan pilihan Anda."
Litigasi Ulang 6 Januari
Diskusi tegang lainnya soal Pemilu 2020. Walz dengan tajam menyerang Trump karena mengobarkan pemberontakan di Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021.
Setelah Walz bertanya kepada Vance apakah Trump kalah dalam Pemilu 2020, Vance berkata, "saya fokus pada masa depan." Walz menjawab, "itu adalah jawaban yang tidak tepat."
(bbn)