Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - China mengecam balik Amerika Serikat (AS) dengan menyebut agar mengurus diri sendiri terkait batas utang negara tersebut yang sudah di ambang batas. Kecaman tersebut disampaikan merespons kritik yang disampaikan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengenai utang negara-negara berkembang kepada Negeri Panda tersebut yang tidak ditangani dengan baik.

Kecaman terhadap Menkeu AS itu disampaikan kedutaan besar China di Lusaka, Zambia, Senin (23/01/2023), dengan menyebut AS berupaya menyabotase upaya negara lain untuk menyelesaikan masalah utang.

“Kontribusi terbesar yang dapat diberikan oleh AS untuk masalah utang di luar negeri adalah bertindak berdasarkan kebijakan moneter yang bertanggung jawab, mengatasi masalah utangnya sendiri, dan berhenti menyabotase upaya aktif negara berdaulat lain untuk menyelesaikan masalah utang mereka,” ungkap kedutaan China, seperti dilansir dari Bloomberg News, Selasa (24/1/2023).

Pernyataan yang tajam itu kontras dengan meredanya ketegangan antara kedua negara baru-baru ini setelah kedua pemimpin negara bertemu untuk pertama kalinya di Bali setelah bertahun-tahun.

China telah menjadi kreditur terbesar dunia bagi negara-negara berkembang, beberapa di antaranya sedang menghadapi krisis utang yang memuncak. Negara-negara G20 telah membentuk kerangka bersama untuk merestrukturisasi utang negara-negara berpenghasilan rendah berdasarkan kasus per kasus.

Yellen sebelumnya mengkritik China karena dianggap kurang terlibat dalam upaya global untuk mengurangi beban utang bagi negara-negara berkembang.

“Prospek terbaik dari masalah utang di luar AS adalah Departemen Keuangan AS menyelesaikan masalah utang dalam negeri AS sendiri, mengingat seberapa baik dia mengetahui tentang fakta, kapasitas profesionalnya, dan kemampuan implementasi timnya,” kata kedutaan China.

Pemerintah AS sendiri saat ini tengah berupaya mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang mereka. Pada 2011, pemerintah AS hampir menembus plafon utang mereka dan S&P Global Ratings memangkas peringkat negara AS dari AAA. Hal ini mengguncang pasar dan merusak kepercayaan konsumen serta mengganggu pemulihan ekonomi dari krisis kredit.

(ggq)

No more pages