Logo Bloomberg Technoz

Sumber guncangan selanjutnya merupakan konflik geopolitik yang berlanjut berpotensi menyebabkan pelemahan nilai tukar dan meningkatkan risiko kredit dan pasar, serta mempengaruhi kinerja korporasi dengan konten impor tinggi.

Kemudian, ada pula pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama yang melambat, seperti yang tengah dialami oleh China. Menurut BI, hal ini dikhawatirkan mempengaruhi kinerja korporasi eksportir.

Terakhir, merupakan potensi guncangan yang bersumber dari risiko siber yakni gangguan operasional sistem keuangan, layanan perbankan, sistem pembayaran, maupun operasional pendukung, serta serangan siber.

Meski demikian, BI menyatakan bahwa mayoritas responden survei percaya bahwa ketahanan sektor keuangan terjaga baik hingga enam bulan ke depan.

“Di tengah berbagai potensi risiko tersebut, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap ketahanan sektor keuangan Indonesia masih tinggi,” tulis BI dalam buku itu.

Buku KSK No 43 baru saja diterbitkan BI pada hari ini, Rabu (2/10/2024). Deputi Gubernur BI Juda Agung menyatakan kajian ini telah diterbitkan BI sejak 2004 lalu, yang merupakan bagian dari reformasi sistem keuangan pasca krisis Asia kala itu.

Juda menjelaskan, kajian tersebut diterbitkan secara rutin untuk memberikan pengingat atau early warning system kepada industri keuangan.

“Apa tujuannya? memberikan pengingat, early warning kepada industri keuangan bahwa ada risiko-risiko yang kita hadapi ke depan dan bagaimana kita bisa menghadapi atau merespons risiko-risiko yang kemungkinan akan muncul di hadapan kita,” kata Juda dalam Peluncuran Aplikasi Kalkulator Hijau dan Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) di Kantor Pusat BI, Rabu (2/10/2024).

(azr/lav)

No more pages