Logo Bloomberg Technoz

“Karena di tahun-tahun ke depan tentunya kebutuhan akan pembiayaan ekonomi semakin berkembang,” kata Juda.

Tantangan kedua, lanjut Juda, merupakan risiko operasional dari digitalisasi keuangan. Ia menyebut ancaman pertama dari digitalisasi keuangan yakni berkembangnya kejahatan siber seperti peretasan, malware, ransomware, dan phising.

“Hal yang kemudian menimbulkan risiko keamanan bagi data pelanggan dan kepercayaan terhadap integritas dari sistem keuangan kita,” ucapnya.

Selanjutnya, merupakan risiko fraud. Juda menjelaskan peningkatan penggunaan platform digital membuat peluang penipuan seperti pencurian identitas, transaksi palsu, manipulasi data, judi online, dan beberapa penipuan daring lainnya.

Dengan demikian, Juda menyatakan pihaknya terus memperkuat sistem deteksi terhadap terjadinya fraud pada institusi keuangan. Kedepan, pihaknya juga akan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence untuk dapat mendeteksi praktik fraud.

“Ada pola-pola tertentu yang kita bisa amati dengan menggunakan AI. Misalnya beli bubur ayam, beli bubur ayam tengah malam seribu kali dengan jumlah yang sama. Itu kan jelas sesuatu yang perlu dicurigai. Anomali, sehingga ini kita deteksi sebagainya. Itu salah satu contoh, ada banyak,” kata Juda.

Dalam lingkup perkembangan teknologi, Juda juga mewaspadai risiko operasional yang ditimbulkan layanan pihak ketiga penyedia teknologi kritikal. Pasalnya, infrastruktur sektor keuangan semakin banyak bergantung pada penyedia teknologi pihak ketiga dan eksposur tersebut berpotensi menimbulkan risiko sistem di sistem keuangan.

Tantangan terakhir yang diwaspadai pihaknya merupakan risiko perubahan iklim. Juda menyatakan dampak risiko perubahan iklim tidak hanya menyebabkan bencana alam saja, namun mengarah pada risiko transisi.

“Seperti penurunan nilai aset berbasis energi fosil. Ataupun kesulitan pendanaan akibat aktivitas bisnis yang bersifat ‘brown’ [tidak ramah lingkungan],” tutupnya.

Untuk diketahui, Iran menembakkan 200 rudal balistik ke Israel sebagai aksi serangan balasan. Presiden Israel Benjamin Netanyahu menyebut aksi Iran sebagai 'kesalahan besar' dan ia bersumpah akan membuat Iran membayarnya.

Sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS), aktif menyiapkan persiapan untuk membela Israel, seperti dilaporkan sebelumnya

"Iran melakukan kesalahan besar malam ini, dan mereka akan membayarnya," kata Netanyahu pada pembukaan rapat kabinet keamanannya dilansir oleh Bloomberg. "Rezim di Iran tidak memahami tekad kami untuk mempertahankan diri dan tekad kami untuk membalas musuh-musuh kami."

(azr/lav)

No more pages