"Saya belum pasti apakah ANA akan menganggap tiket-tiket yang sudah dibeli bisa dipakai karena memang pasti dampaknya besar," kata Yip yang mengakses website itu dari Hong Kong dan memiliki usaha biro perjalanan.
Dia mengatakan mengetahui setidaknya ada 20 orang yang mengakses website saat terjadi miskalkulasi harga. Yip sendiri mengatakan karena melihat harga tiket yang sangat murah, langsung buru-buru memborongnya termasuk untuk anggota keluarganya tanpa menanyakan mereka terlebih dahulu.
"Saya bahkan enggak bertanya lagi apakah mau dan bisa pokoknya harus pesan secepatnya," kata Yip.
Apalagi kata dia setelah melakukan pemesanan, dia juga masih bisa mengganti lokasi keberangkatan dan tujuan seperti yang dilakukannya pada penerbangan Jakarta-Aruba yang awalnya Bangkok, kota yang sebenarnya lebih dekat dengan Hong Kong, negara tempatnya tinggal.
Diketahui insiden sejenis pernah dialami maskapai Cathay Pacific Airways Ltd. pada 2019 lalu. Pada saat itu kabin premium dijual hanya seharga ratusan dolar alih-alih ribuan dolar sebagaimana sewajarnya. Namun maskapai tersebut akhirnya menyatakan tiket yang dipesan tetap berlaku.
Yip yang mengambil kesempatan dari momen tersebut mengatakan apabila menemukan hal sejenis maka calon penumpang segeralah melakukan pemesanan tanpa pikir panjang. Pasalnya, opsi tanggal dan tujuan yang tersedia menurut dia memang tak banyak.
"Jika menemukan seperti ini misalnya jauh dari harga aslinya langsung pesan saja," kata dia.
"Apalagi pesanan itu bisa diganti dan juga dibatalkan, maskapai biasanya selalu ingin agar dibatalkan."
--Dengan asistensi Supriya Singh
(bbn)