Logo Bloomberg Technoz

Satria memperkirakan bahwa reli bursa saham China tersebut, yang didukung oleh kebijakan pelonggaran dan stimulus ekonomi pemerintah setempat, tak akan bertahan cukup lama lantaran telah sampai pada titik jenuh beli atau overbought.

"RSI [Relative Strength Indeks] China sekarang berada di wilayah sangat overbought, sehingga ada potensi pembalikan arah," ujar dia.

Sementara, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai, IHSG masih memiliki peluang untuk kembali menyentuh level 8.000.

Senada dengan Satria, sentimen stimulus China tidak bertahan lama.

"Sentimen ini kami kira hanya akan minor saja dan kemungkinan besar tidak akan berdampak cukup jauh pada kinerja emiten emiten perbankan dan IHSG," jelas Khaer.

Khaer tak menampik stimulus ekonomi Negeri Panda tersebut sempat menyebabkan para investor asing di Bursa Tanah Air keluar, yang turut membuat IHSG ambles dan sempat menyentuh level 7.500.

Hanya saja, kata dia, sentimen tersebut tak akan bertahan lama, termasuk terhadap saham-saham perbankan yang sebelumnya menjadi penyebab utama pemberat laju IHSG sepanjang pekan lalu.

Apalagi, tingkat pemulihan biaya kredit dan kelanjutan pemotong suku bunga masih dapat mampu menjadi katalis positif emiten perbankan.

"Sentimen suku bunga yang mulai diturunkan dan potensi perbaikan kualitas kredit kami kira masih menjadi katalis yang cukup positif yang bisa mendorong kinerja emiten perbankan pada tahun ini," ujar dia.

(ibn/dhf)

No more pages