Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Khawatir Deflasi Beruntun Berujung Resesi Ekonomi

Lavinda
02 October 2024 09:09

Suasana penjualan sayur dan cabai di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana penjualan sayur dan cabai di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jika pemerintah tak segera mengatasi fenomena deflasi beruntun yang terjadi tahun ini, maka dikhawatirkan dapat berujung pada resesi ekonomi. 

Hal ini disampaikan Bhima Yudhistira, ekonom yang juga Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait inflasi Indonesia periode September 2024.

Pada Senin (1/10/2024), Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan terjadi deflasi 0,12% pada September dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini merupakan deflasi kelima secara berturut-turut dalam tahun ini.

"Gejolak ini jika tidak dicegah dapat berujung pada resesi ekonomi," ujar Bhima kepada Bloomberg Technoz, Rabu (2/10/2024).

Bhima menjelaskan deflasi saat ini patut dipahami sebagai indikasi melemahnya sisi permintaan secara berturut-turut. Bagi negara berkembang dan sedang berada pada fase bonus demografi, kondisi deflasi beruntun adalah sebuah anomali.