Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, HRUM pada awal April lalu juga telah mengakuisisi perusahaan nikel lain, yakni PT Blue Sparking Energy (BSE) senilai US$206,1 juta atau setara dengan Rp3,28 triliun.

Pembelian saham itu dilakukan melalui anak usahanya, yakni PT Tanito Harum Nickel (THN). Dengan demikian, THN resmi mengambil sebanyak 51% atau 1.040.817 saham  dalam modal ditempatkan dan disetor penuh BSE.

Transaksi tersebut dilakukan sejalan dengan upaya  DAN ambisi perusahaan dalam mendiversifikasi usaha melalui investasi disektor nikel sejak 2020 lalu.

"Disamping itu, setelah BSE mulai beroperasi secara komersial, perseroan akan mampu menghasilkan MHP [Mixed Hydroxide Precipitate (MHP] yang diharapkan dapat membuka peluang pasar baru," ujar Ray.

BSE sendiri merupakan perusahaan yang kini fokus dalam bidang pengolahan dan pemurnian atau smelter nikel.

Saat ini, perusahaan juga sedang mengembangkan proyek smelter nikel berbasis hidrometalurgi atau high pressure acid leaching (HPAL), di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Maluku Utara.

Proyek tersebut dirancang untuk memproduksi nickel-cobalt hydroxide intermediate atau Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang digunakan sebagai bahan bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Proyek itu nantinya dapat memproduksi MHP dengan kapasitas terpasang sekitar 67.000 ribu ton, dengan kurang lebih 10% setara nikel dan sekitar 7.500 ton kobalt, termasuk dengan fasilitas dan infrastruktur pendukungnya.

(ibn/dhf)

No more pages