Logo Bloomberg Technoz

Permintaan & Pendanaan Sulit, Biang Kerok Manufaktur Terus Lesu

Dovana Hasiana
01 October 2024 20:20

Pekerja di pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex./Bloomberg-Dimas Ardian
Pekerja di pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta Ekonom menilai kontraksi di industri manufaktur Indonesia yang terus berlanjut, yang tecermin melalui laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) pada September, lebih dipicu oleh pelemahan permintaan dari domestik dan internasional serta pendanaan yang sulit.

Ekonom dari Bright Institute Awalil Rizky menjelaskan kondisi PMI manufaktur dalam beberapa triwulan terakhir masih berada pada level ekspansi karena permintaan domestik yang kuat.

Namun, permintaan domestik akhir-akhir ini mengalami pelemahan dan berkontribusi terhadap PMI yang berada di zona kontraksi selama 3 bulan beruntun.

“Kita juga terbantu kalau memang memiliki beberapa industri yang sifatnya ekspor, [tetapi] sekarang terpukul dua-duanya. So far, sampai akhir tahun kelihatannya untuk pasar ekspor landai, sementara permintaan domestik rendah, akibatnya PMI seperti itu,” ujar Awalil dalam agenda Jokowi Gagal Membangun Sektor Industri yang disiarkan secara virtual, Selasa (1/10/2024).

Selain itu, Awalil mengatakan pendanaan yang sulit menjadi penyebab PMI manufaktur Indonesia kontraksi. Sebab, sektor perbankan bersifat procyclical yang mengikuti arus siklus bisnis, di mana hanya mengalirkan uang kepada sektor atau subsektor yang tumbuh.