Kemudian, di Tiongkok, PBOC cukup agresif dalam mendukung perekonomian dengan menurunkan suku bunga kebijakannya dan berjanji akan mengambil kebijakan akomodatif lanjutan, di antaranya dengan menurunkan giro wajib minimum (GWM) 50bps untuk meningkatkan likuiditas perbankan. Selain itu, menurunkan uang muka pembelian rumah, memperpanjang dukungan ke sektor properti selama dua tahun, dan kebijakan fiskal Tiongkok yang dianggap akomodatif.
Di Eropa, ECB dan Bank of England telah memulai siklus penurunan suku bunga, kebijakan moneter global yang akomodatif tersebut mendorong likuiditas pasar keuangan, tercermin dengan penguatan pasar keuangan global di mayoritas negara.
Di dalam negeri, dia mengatakan kinerja perekonomian domestik terjaga stabil dengan tingkat inflasi yang terjaga, dan neraca perdagangan yang tercatat surplus. Tak hanya itu, suku bunga acuan juga mendorong sentimen positif di pasar keuangan.
Namun demikian, sinyal pelemahan kinerja perekonomian global, tensi geopolitik yang masih resisten tinggi, serta koreksi harga komoditas menyebabkan risiko ketidakpastian ekonomi ke depan masih tinggi.
"Ini perlu diwaspadai oleh sektor jasa keuangan dan melakukan langkah antisipatif yang perlu dilakukan," kata Mahendra.
(lav)