Logo Bloomberg Technoz

Adapun capaian angkutan penumpang sampai dengan Juni 2024 tersebut berasal dari Garuda Indonesia (mainbrand) sebanyak 5,27 juta penumpang yang naik signifikan 45,17% dan Citilink sebanyak 6,27 juta penumpang yang turut naik 15,49%.

Secara terperinci, pendapatan konsolidasi GIAA berasal dari pendapatan dari penerbangan berjadwal mencapai US$1,27 miliar (Rp19,38 triliun).

Kemudian penerbangan tidak berjadwal dan lainnya masing-masing berkontribusi sebesar US$177,9 juta (Rp2,07 triliun) dan US$167,5 juta (Rp2,54 triliun).

Namun, naiknya pendapatan tersebut turut membuat beban usaha perseroan membengkak 23,31% menjadi US$1,53 miliar dari sebelumnya, US$1,24 miliar.

Ke depan, GIAA berupaya membuat bisnisnya lebih efisien. Perusahaan juga terus menjalankan restrukturisasi hingga beban keuangan bisa berkurang.

“Melalui optimisme yang terus diperkuat oleh seluruh entitas bisnis Garuda Indonesia secara grup, kami yakin bahwa fokus Perusahaan untuk memanfaatkan tahun 2024 sebagai fase perbaikan dapat terakselerasi dengan maksimal menyusul perkembangan pariwisata Indonesia yang secara bertahap terus meningkat baik untuk perjalanan dalam negeri (domestik) maupun kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, serta dibarengi dengan program strategis Pemerintah dalam menumbuhkan geliat mobilitas masyarakat terutama dengan menggunakan opsi transportasi udara,” tutur Irfan.

(ibn/dhf)

No more pages