Logo Bloomberg Technoz

Manufaktur Lanjut Kontraksi, Gegara Industri RI 'Jago Kandang'

Dovana Hasiana
01 October 2024 13:10

Perakitan motor listrik Alva di Alva Manufacturing Facility, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Perakitan motor listrik Alva di Alva Manufacturing Facility, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah untuk membantu pelaku industri dalam menciptakan efisiensi beban usaha sektor manufaktur, menyusul laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang masih berada pada level kontraksi pada September 2024.

Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani menggarisbawahi kinerja manufaktur Indonesia saat ini cenderung sangat tergantung pada kinerja pasar domestik alias 'jago kandang'. Menurutnya, tidak banyak industri manufaktur lokal yang bersaing di pasar global. 

Dengan situasi tersebut, Shinta berpendapat, peningkatan efisiensi beban usaha bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti; reformasi struktural terhadap jasa-jasa yang berhubungan dengan sektor energi, logistik dan finansial.  

“Semua parameter beban [pricing, lead time, suku bunga pinjaman, dan lain-lain] harus dibuat sedekat mungkin dengan rata-rata parameter beban tersebut di antara Asean-5 [Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand],” ujar Shinta kepada Bloomberg Technoz, Selasa (1/10/2024). 

PMI Manufaktur Indonesia September (Sumber: S&P Global, Bloomberg)

Shinta tidak menampik pelaku usaha masih bisa bernapas lega karena inflasi beban usaha yang lebih terkendali pada September. Namun, di sisi lain, pengusaha juga sangat khawatir terhadap konsumsi atau permintaan pasar domestik yang masih terus rendah atau sluggish.