Logo Bloomberg Technoz

Benarkah Deflasi karena Anjloknya Daya Beli?

Azura Yumna Ramadani Purnama
01 October 2024 12:17

Pembeli sayur berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (27/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pembeli sayur berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (27/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia kembali mengalami deflasi pada September. Deflasi sudah terjadi selama 5 bulan terakhir.

Apakah deflasi menjadi sinyal penurunan daya beli rakyat? Atau akibat pasokan barang dan jasa yang memadai sehingga harga bergerak turun?

Badan Pusat Statistik (BPS) menerangkan, deflasi sepertinya dipengaruhi oleh sisi penawaran. Artinya, pasokan yang memadai membuat harga turun.

"Andil deflasi utamanya disumbang penurunan harga pangan, seperti produk tnaman pangan, hortikultura terutama yang berkaitan dengan cabai merah dan tomat. Juga produk peternakan daging ayam ras, yang sebelumnya hargnaya meningkat sekarang kembali stabil," papar Amalia Adininggar Widyaasanti, Plt Kepala BPS, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Deflasi, lanjut Amalia, sering terjadi saat masa panen. Pasokan yang melimpah membuat harga di tingkat konsumen untuk turun.