Pernyataan IDF di plaftorm media sosial X menyebut bahwa operasi daratan ini dilakukan berdasarkan "informasi intelijen tepat terhadap sasaran-sasaran Hezbolah dan infrastrukturnya di Lebanon selatan."
Media lebanon melaporkan bahwa Israel menyerang kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon, dekat kota Sidon, pada Selasa (1/10/2024) pagi. Kantor berita pemerintah Lebanon SANA menyebut jet tempur dan drone Israel menyerang "sejumlah sasaran" di kota Damaskus, Suriah, yang menewaskan tiga warga sipil, melukai sembilan lainnya dan menyebabkan "kerusakan besar" pada properti itu.
Serangan udara Israel terus berlangsung pada Senin (30/9/2024) dan IDF menyatakan berhasil menghancurkan "gudang peluncur rudal" di dekat bandara internasional Beirut.
Washington sudah memperkirakan Israel akan melakukan serangan darat terbatas ke dalam wilayah Lebanon dan mendesak pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak melaksanakan operasi lebih besar dan berjangka panjang yang akan memicu konfrotasi langsung dengan Iran.
Douglas London, pensiunan CIA dan pakar dari Institut Timur Tengah, mengatakan dengan serangan ke wilayah Lebanon terbatas ini, Netanyahu "mengurangi risiko serangan Hezbollah tanpa korban besar di tentara Israel."
London menambahkan bahwa "invasi darat yang lebih besar hingga Sungai Litani, akan membawa Israel terjerumus ke kekuatan khas Hezbollah karena merka akan menjadi target serangan mendadak dan perang gerilya."
Namun dalam wawancara dengan TV Bloomberg, Randa Slim dari Institut Timur Tengah mengatakan bahwa invansi Israel ke Lebanon pada 1982 pun "dimulai dengan operasi terbatas."
"Perang itu berlangsung beberapa bulan dan berakhir dengan pendudukan sebagian wilayah selatan Lebanon hingga tahun 2000," ujarnya.
Menteri Pertahanan israel Yoav Gallan mengatakan kepada pasukan tank baja yang dikerahkan di perbatasan bahwa pembunuhan Nasrallah bukan langkah terakhir dalam perang melawan Hezbollah dan "kita akan mengerahkan seluruh kemampuan yang kita miliki."
Netanyahu mengatakan tujuan menghancurkan Hezbollah adalah menghentikan serangan roket yang menyebabkan puluhan ribu warga Israel mengungsi dari rumah mereka di wilayah utara negara tersebut.
Di Lebanon pun puluhan ribu warga mengungsi karena peningkatan serangan Israel ini.
Para pejabat Israel mengatakan meski sebagian besar pemimpin senior Hezbollah berhasil ditewaskan dan sebagian besar senjata mereka berhasil dihancurkan, Hezbollah masih memiliki kemampuan besar untuk menyerang pasukan Israel dan melontarkan roket melewati perbatasan.
Wakil Nasrallah, Naim Qassem, mengatakan bahwa Hezbollah masih siap melakukan tempur di daratan.
Moshe Davidovich, perwakilan komunitas Irael di sebelah barat perbatasan dengan Lebanon, mengatakan hadir dalam pertemuan di mana Gallant bertekad menyingkirkan ancaman dari Hezbollah dalam radius 10 km dari perbatasan.
Seorang pejabat AS yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa pemerintah Presiden Joe Biden khawatir militer Israel sudah melampua batas.
Ketika ditanya apakah Gedung Putih tahu soal rencana serangan darat Israel, Presiden Joe Biden kembali meminta agar pertempuran dihentikan.
"Saya lebih tahu dari pada yang kalian kira dan saya lebih nyaman ketika mereka berhenti," kata Biden. "Seharusnya saat ini sudah ada gencatan senjata."
Pemerintah Biden berulang kali gagal untuk membatasi dan mengarahkan reaksi militer Israel atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Hezbollah mulai melontarkan serangan roket sehari setelah serangan Israel ke Gaza dan bertekad untuk terus melakukannya hingga Israel menghentikan serangan ke Gaza.
(bbn)