Para investor juga perlu menghitung berbagai risiko baru termasuk ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, aksi mogok pekerja dermaga di pelabuhan-pelabuhan penting AS pada Selasa.
Powell mengatakan bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga "dari waktu ke waktu", sementara sekali lagi menekankan bahwa ekonomi AS secara keseluruhan tetap berada di pijakan yang kokoh.
Powell juga menegaskan kembali keyakinannya bahwa inflasi akan terus bergerak menuju target 2% The Fed. Ia menambahkan, kondisi ekonomi "menata meja" untuk pelonggaran lebih lanjut dari tekanan harga.
"Ke depan, jika ekonomi berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kebijakan akan bergerak dari waktu ke waktu ke arah sikap yang lebih netral," kata Powell dalam pidatonya di Nashville pada pertemuan tahunan Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional.
Gubernur The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyuarakan keprihatinannya mengenai goncangan suplai jika pemogokan berlarut-larut. "Hal ini akan meningkatkan biaya berbisnis dan menyebabkan kelangkaan," katanya kepada Fox Business.
Manufaktur masih terkontraksi
Rupiah juga mendapatkan sentimen negatif lebih banyak dari data dalam negeri yang negatif. S&P Global melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada September bernilai 49,2. Sedikit naik dibandingkan Agustus yang sebesar 48,9, namun masih berada di zona kontraksi.
"PMI memberikan sinyal laju kontraksi sedikit lebih melambat," tulis keterangan S&P.
PMI manufaktur Indonesia sudah berada di area kontraksi selama 3 bulan beruntun.
"Kondisi operasional manufaktur masih menurun pada September, tercermin dari penurunan produksi dan pemesanan baru (new orders). Inventori di gudang dan barang jadi meningkat. Sementara pelaku industri menurunkan pembelian bahan baku," ungkap S&P.
Pelaku usaha, lanjut keterangan S&P, menilai permintaan masih lemah dan aktivitas klien menurun dibandingkan awal tahun ini. Sedangkan permintaan manufaktur di luar negeri masih menjadi beban. Bisnis ekspor turun 7 bulan beruntun ke posisi terendah sejak November 2022. Pembelian bahan baku pun menurun, kini sudah 3 bulan beruntun. Jika dimungkinkan, pelaku usaha memilih untuk menggunakan barang yang sudah ada.
Hari ini BPS akan mengumumkan data inflasi September di mana para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sejauh ini memperkirakan akan kembali terjadi deflasi, untuk bulan kelima beruntun, menyalakan alarm lebih nyaring terjadinya masalah daya beli di tengah masyarakat.
(rui)