Ia memperkirakan sektor transportasi masih berpotensi mendorong inflasi IHK secara tahunan.
“Seiring berlanjutnya penyesuaian dari kenaikan harga BBM [Bahan Bakar Minyak] non-subsidi di bulan lalu oleh pemerintah,” tutupnya.
Sebelumnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi IHK September 2024 terjadi deflasi -0,04%, sementara secara tahunan diramal inflasi sebesar 1,92% (yoy).
Josua menjelaskan deflasi yang diprediksi terjadi pada September disebabkan oleh penurunan harga komoditas pangan yang masih terus terjadi.
“Jadi, ini kembali lagi bahwa saya melihat memang masih ada beberapa komoditas yang harga pangan itu masih turun,” kata Josua ketika ditemui awak media di Serang, Banten, dikutip Sabtu (27/9/2024)
Sedangkan inflasi inti, Josua memprediksi terjadi sebesar 0,17% (mtm) dan 2,04% (yoy) pada September 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) direncanakan merilis data IHK September 2024 pada 1 Oktober 2024.
Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 13 ekonom/analis menghasilkan median proyeksi terjadi deflasi tipis 0,01% pada September dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).
Apabila IHK September 2024 terjadi deflasi, maka deflasi terjadi selama lima bulan beruntun yaitu pada Mei, Juni, Juli, Agustus, dan diprediksi September.
Catatan ini mendekati rekor terpanjang yaitu 7 bulan tanpa putus pada 1999, kala Indonesia masih dibekap krisis ekonomi-sosial-politik.
(azr/lav)