Purbaya menegaskan bahwa kondisi ekonomi saat ini cenderung bervariasi pasalnya “ada sebagian [mengalami] kelemahan di beberapa titik ekonomi.”
“Sepertinya nggak kenceng-kenceng amat tapi tidak buruk juga. Jadi saya tidak melihat dari masyarakat mengatakan bahwa ekonomi sedang memburuk parah,” Purbaya meyakini.
Tingkat kepercayaan konsumen juga masih lebih tinggi dibandingkan periode pandemi Covid-19, meski muncul sinyal turun.
“Jadi Indeks Konsumen kan menggambarkan penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan kondisinya dia sekarang dan enam bulan ke depan,” terang dia.
Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa perusahaan tidak bisa dibaca secara polos. Untuk menggambarkan situasi industri, lanjut Purbaya, harus diperhitungan sebagai angka bersih. Artinya harus dibandingkan dengan ketersediaan lowongan pekerjaan pada periode yang sama.
Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih menambahkan tren pengangguran meningkat efek gelombang PHK harus ditelaah berdasarkan sektor. Menurutnya secara umum perekonomian Indonesia masih berada di jalur perbaikan.
Lana menduga gelombang PHK menimpa sektor manufaktur. Alasannya bisa jadi adanya perubahan gaya hidup di masyarakat.
“Dan biasanya masyarakat ini banyak ya ke arah services saat ini. Siklus juga. Coba aja nanti di akhir tahun saya kira akan ada kenaikan karena siklusnya liburan dan biasanya pada berlibur nih,” pungkas Lana.
(wep)