Tekanan jual terutama di pasar saham pada akhirnya menekan nilai rupiah yang tadi pagi sebenarnya dibuka menguat. Rupiah melemah bersama-sama yen Jepang yang turun 0,25%, lalu yuan offshore 0,21%, rupee 0,11%, juga won Korea 0,1%.
Sedangkan baht Thailand memimpin penguatan hari ini dengan kenaikan 0,6%, lalu peso 0,09%. Kemudian dolar Hong Kong, ringgit dan dolar Taiwan, kesemuanya naik 0,05%, serta dolar Singapura naik 0,04%.
Terdampak China
Arus modal asing mulai terhenti pekan lalu setelah 'banjir' capital inflows berlangsung sejak Agustus. Di pasar surat utang, nilai belanja investor asing melambat di mana dalam lima hari terakhir turun US$54,5 juta, jatuh di bawah rata-rata 20 hari yang mencapai US$72,5 juta.
Seminggu terakhir, yield INDON, surat utang negara dalam denominasi dolar AS, untuk tenor 10Y sudah naik 7,4 bps ke level 4,62%.
Hal serupa juga terjadi di pasar saham. Kejatuhan IHSG hingga lebih dari 2% hari ini kemungkinan karena tertekan pembalikan modal asing ke China, menyusul stimulus yang besar-besaran digelontorkan otoritas setempat untuk membangkitkan ekonomi.
Otoritas China secara khusus menggelontorkan stimulus ke pasar saham. Antara lain, pemberian fasilitas swap senilai 500 miliar yuan untuk memfasilitasi sekuritas, dana pensiun dan perusahaan asuransi membeli saham. Nilai stimulus diperkirakan bisa semakin besar hingga 1,5 triliun yuan.
Otoritas China selanjutnya juga menyediakan dana pinjaman murah senilai 300 miliar yuan pada perbankan komersial untuk mendukung pendanaan buyback saham. Pagu pinjaman diprediksi bisa mencapai 900 miliar. Juga, ada pula kemungkinan pemberian dana stabilisasi.
Begitu banyak paket stimulus yang disiapkan, memberi sentimen positif bagi bursa saham China. Dana asing global yang semula mulai banyak menyasar pasar ASEAN, termasuk Indonesia, terpicu sentimen dimulainya siklus penurunan bunga global, akhirnya berbelok ke China gara-gara stimulus besar-besaran itu diyakini bakal mengerek harga saham.
IHSG hari ini tergerus 2,2% ketika bursa saham China melesat tajam di mana indeks CSI 300 ditutup naik 8,5%, lalu indeks saham Shanghai juga naik 8,06%. Bahkan indeks saham Shenzen naik sampai 10,93%. Era bullish saham-saham China diyakini baru dimulai dan efeknya bisa jauh ke bursa saham domestik.
(rui)