Logo Bloomberg Technoz

Konsensus Bloomberg: September Deflasi Lagi

Hidayat Setiaji
30 September 2024 15:30

Pasar Tradisional di Bogor (Muhammad Fadli/Bloomberg)
Pasar Tradisional di Bogor (Muhammad Fadli/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia sudah mengalami deflasi 4 bulan beruntun yaitu pada Nei, Juni, Juli, dan Agustus. Bukan tidak mungkin September menjadi bulan yang kelima.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi Tanah Air periode September pada Selasa (1/10/2024) esok hari. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 13 ekonom/analis menghasilkan median proyeksi terjadi deflasi tipis 0,01% pada September dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Jika terwujud, maka Indonesia akan mengalami deflasi selama 5 bulan berturut-turut. Catatan ini mendekati rekor terpanjang yaitu 7 bulan tanpa putus pada 1999, kala Indonesia masih dibekap krisis ekonomi-sosial-politik.

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai deflasi, apapun sebabnya, merupakan hal negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, hal ini menunjukkan pemerintah tidak berhasil mengantisipasi perubahan.

"Sangat kuat tendensi bahwa deflasi ini dipicu oleh penurunan daya beli, apalagi tren deflasi ini terjadi sepanjang Mei, Juni, Juli, dan Agustus. Sangat sulit diterima pandangan bahwa terjadi suplai berlebih pada 4 bulan itu," ujar Wijayanto kepada Bloomberg Technoz, beberapa waktu lalu.